REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Para pakar, Ahad (6/10), menghancurkan hulu-hulu ledak peluru kendali, bom-bom udara serta peralatan yang mengandung kimia di Suriah.
''Minggu merupakan hari pertama pelaksanaan kampanye pemusnahan persenjataan kimia Suriah,'' kata Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Operasi yang dijalankan oleh personil Suriah di bawah pengawasan oleh para pakar perlucutan senjata internasional itu dilakukan berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB. Resolusi tersebut akan memastikan agar Damaskus melepaskan senjata-senjata yang dilarang.
Para pekerja Suriah sedang menghancurkan atau melumpuhkan 'sejumlah hal' termasuk hulu ledak peluru kendali, bom-bom udara serta peralatan yang berisi kimia. Demikian kata pernyataan yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW).
Tim itu menghadapi tugas yang sulit dalam memusnahkan 1.000 ton zat saraf sarin, gas kimia dan persenjataan terlarang lainnya di lusinan lokasi di Suriah hingga pertengahan tahun 2014.
Para pakar yang tiba di Suriah pada Selasa itu juga sedang mengawasi, memeriksa dan membuat laporan apakah pemerintahan Bashar Assad memberikan informasi akurat menyangkut persediaan senjata kimianya.
Sementara operasi pemusnahan itu sedang berlangsung, Presiden Bashar Al Assad dalam sebuah wawancara memberikan pengakuan bahwa pemerintahnya telah melakukan kesalahan-kesalahan dalam konflik brutal yang terjadi di negara itu.
Namun, ia kembali membantah bahwa pasukannya telah menggunakan senjata kimia dalam serangan tanggal 21 Agustus lalu yang menewaskan ratusan warga sipil.
Serangan itu membuat Amerika Serikat mengeluarkan ancaman untuk menyerang dan akhirnya memaksa PBB mengeluarkan resolusi yang mewajibkan Suriah menyerahkan persenjataannya.