Senin 07 Oct 2013 18:32 WIB

Kerry Desak Iran Keluarkan Proposal Baru Soal Nuklir

Secretary of State John Kerry
Foto: jakarta.usembassy.gov
Secretary of State John Kerry

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry pada Senin mendesak Iran muncul dengan proposal baru soal nuklir.

Menlu AS itu menolak sikap Teheran, yang menganggap tanggung jawab saat ini berada di pundak negara kuat untuk mengakhiri kebuntuan.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada Senin mengatakan bahwa tawaran pihak asing sebelumnya, yang diajukan oleh kelompok "P5+1" pada dua pertemuan di Kazakhstan sebelum pemilihan bulan Juni --yang memunculkan Hassan Rouhani sebagai Presiden, sudah tidak berlaku.

Namun Kerry, walaupun menyambut baik adanya usulan-usulan, termasuk terjadinya kontak bersejarah antara Rouhani dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, mengatakan bahwa bola saat ini masih berada di pihak Iran.

"Kelompok enam (negara, red) telah mengajukan proposal di Almaty dan saya belum yakin bahwa Iran telah secara penuh menanggapi proposal secara khusus," katanya kepada para wartawan di Indonesia.

"Jadi apa yang kami perlukan sekarang adalah satu set proposal dari Iran yang akan secara penuh mengungkapkan bagaimana mereka akan menunjukkan kepada dunia bahwa program mereka memang dijalankan bagi tujuan damai."

Proposal-proposal yang dibuat di ibukota Kazakhstan itu mewajibkan Iran untuk menghentikan pengayaan uranium pada tingkat 20 prosen yang dikatakannya diperlukan bagi reaktor penelitian medis, dan untuk menghentikan pengayaan di pembangkit bawah tanahnya di Fordo dekat kota Qom.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton, yang mewakili enam kekuatan dunia dalam perundingan, mengatakan di sela-sela sidang Majelis Umum PBB di New York bulan lalu bahwa ia masih menunggu jawaban Iran terhadap proposal-proposal sebelumnya.

Namun, Zarif mengatakan pemilihan Rouhani telah merubah dinamika.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement