REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Investor terbesar di surat utang Amerika Serikat, Cina memperingatkan Kongres agar segera menyelesaikan permasalahan politik terkait batas atas surat utang tanpa ada penundaan lagi.
Wakil Menteri Luar Negeri Cina, Zhu Guangyao mengatakan waktu terus berjalan dan meminta Kongres untuk menyepakati perpanjangan batas surat utang sebelum pemerintah tidak memiliki dana lagi pada 17 Oktober.
"Kami meminta Amerika Serikat mengambil langkah untuk menyelesaikan isu politik sekitar debt ceiling (batas atas penerbitan surat utang), dan menghindari gagal bayar utang untuk memastikan investasi Cina tetap aman di AS," ujar Zhu dikutip the Independent, edisi Senin (8/10).
Menurut Zhu, pembayaran utang itu merupakan tanggung jawab AS. Pemerintah AS sudah menutup layanan pemerintahannya selama tujuh hari pada Senin kemarin. Penutupan dilakukan setelah Kongres gagal menyepakati anggaran nasional pekan lalu.
Dalam laporan itu, hanya ada sedikit sinyal perkembangan pada isu tersebut. Pada September 2008, Cina menyalip Jepang sebagai investor asing terbesar di pemerintahan federal AS. Pemerintah AS memperkirakan pemerintah Cina memegang 1,3 triliun dolar AS dari obligasi AS.
Secara total, otoritas Beijing memiliki 3,5 triliun aset berdenominasi dolar yang akan mendapat hantaman terbesar jika AS gagal bayar utang.