REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PM Cina Li Keqiang mengingatkan pihak-pihak terkait dalam perselisihan Laut Cina Selatan agar tak menambah rumit persoalan yang ada, karena penyelesaian terbaiknya ialah lewat perundingan demi perdamaian dan stabilitas kawasan.
PM Li menyampaikan pernyataan demikian mengenai persilihan di Laut Cina Selatan menjawab pertanyaan sehubungan dengan peringatan satu dasawarsa hubungan China-ASEAN.
Menjawab pertanyaan bagaimana Cina memandang dampak masalah Laut Cina Selatan terhadap hubungan ASEAN-Cina, Li mengatakan Beijing dan negara-negara ASEAN telah melakukan pembahasan mendalam mengenai masalah Laut Cina Selatan, dan mencapai kesepahaman.
''Asalkan kita berpegang pada kesepahaman ini, menaati prinsip yang tercapai antara kedua pihak, maka perdamaian dan kestabilan di Laut Tiongkok Selatan pasti dapat dipelihara,'' katanya.
Menurut dia, inti masalahnya ialah perselisihan kedaulatan atas bagian Kepulauan Nansha dan bagian Laut Cina Selatan, dan ini warisan sejarah. Sejarah modern Asia Timur sangat rumit, khususnya setelah Perang Dingin, di mana timbul perselisihan mengenai wilayah, namun Cina melakukan pendekatan damai bagi penyelesaiannya.
''Kami berpegang teguh pada jalur dialog dengan negara-negara terkait dan ASEAN, guna mencari jalan efektif untuk memelihara kestabilan kawasan. Tahun 2002 Tiongkok dan negara-negara ASEAN menandatangani Deklarasi Perilaku Berbagai Pihak Laut Tiongkok Selatan, dokumen ini mendasar untuk memelihara perdamaian dan kestabilan Laut Tiongkok Selatan," katanya.
Ditambahakannya, deklarasi ini juga membentuk unsur penting dalam tata tertib kawasan Asia Timur di mana ditetapkan serangkaian prinsip penting, antara lain, menyelesaikan perselisihan dengan cara damai.
Sebelum perselisihan ini diselesaikan, berbagai pihak berjanji untuk tenang, tidak mengambil tindakan yang memperumit dan memperluas perselisihan, serta mengadakan kerja sama pragmatis.