Selasa 15 Oct 2013 16:19 WIB

Mendagri Malaysia Terekam Mengancam Media

Red:
Menteri Dalam Negeri Malaysia Zahid Hamidi
Menteri Dalam Negeri Malaysia Zahid Hamidi

KUALALUMPUR -- Menteri Dalam Negeri Malaysia Zahid Hamidi terekam mengancam akan menutup sebuah media lokal dan mencegah wartawan media tersebut melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat menyelidiki. 

Portal berita online Malaysiakini merekam Mendagri Zahid Hamidi, ditanyai oleh seorang jurnalis perihal hilangnya senjata dan peralatan kepolisian di tengah angka kejahatan nasional yang meningkat.  Menteri tersebut kemudian mengancam menutup media yang memuat laporan yang sumbernya berasal dari sumber yang off the record.  "Ini off the record, mohon jangan tulis apa-apa, jangan ambil foto saya dan kerumunan, saya tidak izinkan," ucapnya dalam video yang dapat dilihat di situs Malaysiakini dan Youtube. 

Kemudian, Zahid berkata dalam bahasa Melayu bahwa ia akan menutup suratkabar Bahasa Inggris, Melayu, Cina atau Tamil yang melaporkan kata-katanya. 

Asisten Chief Editor Malaysiakini, RK Anand, kepada ABC mengatakan, wartawan yang bersangkutan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang sah, dan perilaku menteri tersebut tidak pantas sebagai seorang pejabat senior pemerintah.  "Ini menyangkut isu yang amat penting, hilangnya senjata, kendaraan polisi, borgol, dan Kepala Kepolisian dikritik berat saat ia berkata bahwa senjata-senjata itu kemungkinan jatuh ke laut," jelasnya.

Menurut Anand, respons semacam itu bukan pertama kali terjadi. "Terutama dari para menteri, maksud saya, para politisi dari koalisi yang berkuasa selalu menegur kami 'secara bercanda' atau bahkan mencegah kami menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang penting secara nasional. Saya rasa itu sangat tak pantas. Itu menghalangi kami melaporkan kebenaran dan memastikan masyarakat Malaysia mendapat informasi mengenai isu-isu penting," katanya.

Hari Senin (07/10) lalu, Asosiasi Editor Surat Kabar Bahasa Cina mendesak Zahid menarik kembali ancamannya untuk menutup sejumlah suratkabar. ABC telah mencoba meminta respon pemerintah Malaysia namun belum mendapat tanggapan hingga sekarang. 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement