REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Juru bicara parlemen Iran, Ali Larijani mengatakan negaranya memiliki uranium lebih dari yang dibutuhkan. Iran berencana menggunakan alasan itu untuk berunding dalam pembicaraan nuklir di Jenewa pekan depan.
Larijani mengatakan, surplus uranium itu akan didiskusikan dengan negara Barat dalam konteks kemungkinan menghentikan pengayaan uranium sampai 20 persen. "Melalui proses negosiasi, hal-hal dapat dibicarakan dan mereka dapat membahas hal ini," ujarnya dikutip Al-Jazeera, edisi Rabu (9/10).
Pengayaan uranium 20 persen hampir memenuhi tingkat untuk senjata dibandingkan kebutuhan reaktor energi nuklir. Namun, Larijani mengatakan pengayaan yang lebih banyak hanya untuk energi, penelitian, dan isotop untuk pengobatan medis, bukan senjata nuklir.
Dia mengatakan, Iran memproduksi pengayaan uranium sendiri karena badan energi atom internasional PBB tidak menyediakannya. Akan tetapi, departemen hubungan publik parlemen Iran membantah komentar Larijani yang berhubungan dengan kelebihan uranium.
Dalam sebuah pernyataan, parlemen mengatakan klaim Iran kelebihan uranium adalah kebalikan dari realitas dan tidak memiliki dasar kebenaran. Iran berencana bernegosiasi atas program nuklirnya pekan depan dengan Amerika Serikat, Rusia, Cina, Inggris, Prancis, dan Jerman.