SYDNEY -- Tiga orang yang dikenal sebagai keluarga petinju di Sydney dikenai dakwaan atas perdagangan tenaga kerja dan kejahatan eksploitasi.
Dua pria dan seorang perempuan dari Green Valley sebelah barat Sydney dituduh membawa empat pria warga Filipina dengan visa olahraga dan memaksa mereka bekerja tanpa upah.
Awal tahun ini diantara para petinju itu kepada program 7.30 ABC mengungkapka kalau mereka dijanjikan kekayaan dan keberhasilan di dalam dan di luar ring.
Namun, Kepolisian Federal Australia mengatakan saat para korban tiba di Sydney, mereka tinggal di rumah dengan kondisi buruk, disediakan makanan di bawah standard, dan dipaksa bekerja menjadi pembantu rumah tangga tanpa upah serta tidak boleh bebas beraktivitas.
Kejahatan itu bisa dikenakan hukuman penjara maksimal 12 tahun.
Cerita korban
Selama hampir tiga tahun bungkam, beberapa petinju Filipina itu memutuskan untuk mengungkapkan eksploitasi yang terjadi pada mereka.
Salah satunya adalah Czar Amonsot. Dia baru memulai karir cemerlangnya di putaran kelas ringan internasional, ketika warga Filipina-Australia Dido Bohol merekrutnya ke Sydney.
"Ia menjanjikan, saya akan menghasilkan uang di sini. Walaupun saya tidak bertanding, saya bisa mendapatkan pekerjaan dan mengirimkan uang ke keluarga saya di Filipina," katanya.
Seorang petinju muda lainnya, Alann Jay Tuniacao, juga direkrut ke Australia untuk bertanding di bawah asuhan Dido Bohol.
"Saya pertama berpikir bahwa Dido benar-benar orang penting, dari wajahnya dan gaya berpakaiannya," cerita Tuniacao.
Pada bulan Juni 2010, kedua petinju terbang ke Sydney dengan visa olahraga sementara.
Tapi ketika mereka tiba di rumah manajer Dido Bohol di Green Valley, Sydney Barat, situasi kemudian berubah.
Pertama paspor mereka disita, kemudian mereka diberitahu oleh Bohol bahwa mereka berutang uang padanya dan mereka harus tinggal di rumahnya.