REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Tingkat pengangguran di Australia turun menjadi 5,6 persen pada September 2013. Penurunan itu lantaran munculnya 9.100 pekerjaan dalam dalam kinerja yang lebih baik dari yang diperkirakan.
Pada Agustus 2013, pengangguran musiman berkurang dari 5,8 persen. Angka itu tidak terlihat sejak krisis keuangan global karena ekonomi Australia yang ditopang sektor pertambangan itu, menghadapi puncaknya dalam investasi sumber daya akibat melemahnya harga komoditas.
Analis memperkirakan pengangguran tetap stabil pada level 5,8 persen, namun hasil penurunan tingkat partisipasi, biasanya ditafsirkan sebagai bukti pencari kerja menyerah mencari pekerjaan, serta lonjakan dalam pekerjaan yang berhubungan dengan Pemilu 7 September, dikatakan melebihi harapan.
"Angka-angka tenaga kerja bulan lalu dan bulan ini telah terangkat dengan adanya pemilu," kata ekonom National Australia Bank David de Garis.
Dolar Australia melambung dari 94,48 sen AS menjadi 94,69 sen AS setelah tingkat 'headline' mengalahkan perkiraan. Namun, analis mengatakan indikasi yang mendasari adalah diredam dan tidak mungkin mendorong setiap gerakan di rekor rendah suku bunga 2,5 persen.
"Kondisi peningkatan terbaru dalam kepercayaan dan stabilisasi di pasar tenaga kerja ini disambut baik tetapi tetap masih tentatif bahwa aktivitas ekonomi membaik dari tingkat tren bawah bukan hanya stabil," kata ekonom ANZ Justin Fabo.
Perlambatan pertumbuhan di pasar ekspor utama Cina dan anjloknya harga komoditas, telah memukul sektor pertambangan utama Australia, dengan bank sentral memperingatkan sebuah dekade panjang, Asia yang didukung investassi yang booming telah mencapai puncaknya.
Pemerintah konservatif baru Australia telah berjanji untuk me-reboot sektor pertambangan dengan memotong pajak korporasi. Namun mereka menghadapi suatu tahapan tugas yang berat perlambatan ekonomi China dan tambahan pasokan komoditas.
Perusahaan pertambangan terkemuka sangat terpukul dengan laba bersih tahunan BHP merosot 29,5 persen menjadi 10,88 miliar dolar AS pada tahun ini sampai Juni dan pesaingnya Rio Tinto turun 71 persen untuk semester pertama pada posisi 1,72 miliar dolar AS.