Sabtu 12 Oct 2013 07:43 WIB

Kertas Cina Banjiri Australia

Red:
Kertas asal Cina
Kertas asal Cina

REPUbLikA.CO.ID, -- Komisi anti-dumping pemerintah Australia akan menyelidiki apakah kertas produksi Cina dijual lebih murah di Australia dibanding di Cina sendiri.

Penyelidikan ini disambut baik oleh industry kayu Australia. Ross Hampton dari Asosiasi Produk Hutan menyatakan bahwa dalam 18 bulan terakhir ini penjualan kertas murah buatan Cina meningkat tajam di Australia. Hal ini mempengaruhi produksi kertas lokal. “Industri ini tidak ada masalah dengan para pengimpor. Kita harus berkompetisi dengan berusaha sendiri,” jelas Hampton.

“Tapi WTO dan hukum Australia mengatakan bahwa tidak adil bila sebuah negara memproduksi suatu komoditas secara berlebihan dan kemudian berusaha menyingkirkan komoditas tersebut di pasar lain dengan harga jual di bawah yang berlaku di negara itu sendiri,” katanya.

Menurutnya, praktek macam itu disebut “dumping”.

Australian Paper, yang berpusat di Victoria, adalah satu-satunya produsen kertas untuk keperluan kantor. Perusahaan ini dimiliki Nippon Paper Group.

CEO perusahaan ini , Jim Henneberry, menyatakan bahwa impor-impor murah sudah membahayakan bisnis.  

“Jelas [impor murah] menekan perusahaan kami, dan kami adalah pemain besar. Jangkauan kami sebanyak 6.000 pekerja dan kami benar-benar bermain di daerah-daerah pedesaan kunci. Kalau trend ini terus berlangsung, kita harus mempertimbangkan restrukturisasi,” ucapnya.

Menurut Henneberry, kayu yang digunakan perusahaan itu bergantung pada kontrak jangka panjang untuk kayu-kayu sisa dari tempat penggergajian kayu.

Komisi Anti-Dumping akan menerima bahan-bahan untuk investigasi sampai tanggal 19 November dan berencana menyelesaikan laporan tahun depan. 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement