Jumat 11 Oct 2013 20:58 WIB

Badan Pengawas Senjata Kimia Raih Nobel

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Dewi Mardiani
Tim Investigasi PBB tiba di Suriah untuk menyelidiki dugaan penggunaan senjata kimia di pinggiran kota Damaskus.
Foto: AP PHOTO
Tim Investigasi PBB tiba di Suriah untuk menyelidiki dugaan penggunaan senjata kimia di pinggiran kota Damaskus.

REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Setelah begitu banyak spekulasi, nobel perdamaian akhirnya jatuh kembali kepada sebuah badan atau organisasi. Tahun ini, giliran Organisasi Pelarangan Senjata Kimia yang meraih nobel perdamaian.

Organisasi ini dianggap mampu bekerja untuk memberantas momok menakutkan bernama senjata pemusnah massal. Senjata ini telah menghantui berbagai generasi dari Perang Dunia I hingga medan Perang Sipil Suriah.

OPWC dibentuk pada tahun 1997 sebagai pengejawantahan Konvensi Senjata Kimia. Konvensi menghasilkan perjanjian internasional pertama yang melarang berbagai senjata. Sejak awal hingga kini, organisasi ini telah menjadi pusat perhatian, khususnya ketika PBB meminta mereka menyelidik serangan senjata kimia di Suriah.

Komite Nobel dalam sebuah pernyataan mengatakan berbagai konvensi dan tindakan OPCW telah menghasilkan hal penting. hal itu adalah senjata kimia di bawah hukum internasional telah menjadi suatu barang yang tabu. Selain itu peristiwa di Suriah, seakan-akan mengingatkan kembali kebutuhan untuk menghancurkan senjata itu.

Penghargaan Nobel ini jatuh beberapa hari sebelum Suriah resmi menjadi anggota OPCW yang ke 190. Semenjak 1 Oktober lalu, tim inspeksi OPCW telah berada di Damaskus dalam misi perlucutan senjata. Mereka juga bertugas untuk memverifikasi dan menghancurkan gas beracun dan agen saraf milik rezim Presiden Bashar Assad.

Menurut Dirjen OPCW, Ahmet Uzumcu, penghargaan ini atas kerja kelompok, khususnya untuk menciptakan perdamaian global dalam 16 tahun terakhir. Namun, penghargaan ini juga bermakna pengakuan atas upaya staf OPCW yang skarang berada di Suriah. Karena kenyataan yang ada, mereka secara berani datang ke sana untuk memenuhi mandat mereka.

Sementara penasihat politik Dirjen OPCW, Malik Ellahi, yang diwawancarai Reuters mengatakan Nobel perdamaian secara tanda petik selalu milik organisasi ini. Karena memang sejak awal OPCW bekerja untuk menghasilkan perdamaian.Bukan hanya perdamaian, lanjut dia, OPCW juga bekerja untuk memperkuat norma kemanusiaan. Karena senjata kimia adalah hal yang sangat mengerikan dan sudah sepatutnya tak digunakan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement