Sabtu 12 Oct 2013 15:54 WIB

Mesir Jadi Negara yang Akrab dengan Demonstrasi

Rep: Rosita Budi Suryaningsih/ Red: Karta Raharja Ucu
Demonstran di Mesir
Foto: ROL
Demonstran di Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Demonstrasi pendukung Muhammad Mursi semakin menyebar di seantero Mesir. Bukan hanya di pusat Kota Kairo, demonstrasi kini menggema ke seluruh pelosok Negeri Piramida tersebut.

Di Provinsi Sharqia, demonstrasi menelan satu korban jiwa. Kementerian Kesehatan setempat, mengatakan ada tujuh demonstran yang terluka dalam kekerasan serupa yang terjadi di Kota Damietta.

Namun di tempat-tempat lainnya, sebagian demonstrasi berlangsung damai. Bahkan, untuk menghindari bentrokan dan kekerasan, rencana untuk mengadakan demonstrasi besar-besaran di Tahrir Square pun akhirnya dibatalkan.

Unjuk rasa di Alexandria, polisi menembakkan gas air mata untuk menghentikan bentrokan antara pendukung dan penentang Mursi. “Bentrokan meletus di Alexandria antara demonstran pro Mursi dan warga yang menentang Mursi,” kata salah satu sumber, yang meminta untuk tidak memberikan namanya, dilansir dari Al-Jazeera, Sabtu (12/10).

Beruntung tidak ada korban jiwa di Alexandria. "Bentrokan itu awalnya dipicu oleh tindakan protes yang dilakukan. “Termasuk nyanyian anti-militer yang dikumandangkan."

Hingga kini Mesir belum bisa dikatakan aman. Reuters melaporkan, ribuan pendukung Mursi rutin melakukan protes setiap Jumat di Kairo, Alexandria, dan kota-kota pesisir lainnya di sepanjang Sungai Nil.

Setelah Mursi digulingkan militer, kondisi Mesir terus bergejolak. Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok pendukung Mursi diyakini sebagai pengobar demonstrasi menentang militer. Namun, IM menyeru agar demo berlangsung aman sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.

Demo besar-besaran pada 14 Agustus lalu menjadi cerminan krisis Mesir. Pasukan keamanan mesir berhadapan dengan pendukung Mursi di Kairo. Ratusan warga sipil dilaporkan tewas dalam bentrokan tersebut.

Pemerintah sementara Mesir yang didukung militer kemudian mengumumkan keadaan darurat dan memberlakukan jam malam. Ribuan anggota IM kemudian ditangkap.

Di tempat terpisah, enam tentara terluka, Jumat (11/10) kemarin ketika sebuah bom meledak di pinggir jalan saat rombongan kendaraan militer melewati Kota Rafah, Sinai Utara. Sejak Mursi digulingkan, sekitar 150 pasukan keamanan tewas dalam pemberontakan di Sinai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement