REPUBLIKA.CO.ID,MANILA -- Topan Nari di utara Filipina yang menghantam daratan pada Sabtu kemarin telah menewaskan 12 orang dan membuat dua juta warga hidup tanpa listrik. Nari memasuki perairan timur negara itu sekitar Jumat tengah malam, merobohkan pohon dan bertiup melewati sawah di pulau Luzon.
"Meski ada sedikit korban, masih banyak daerah yang dilanda banjir," ujar kepala Dewan Manajemen Pengurangan Risiko Bencana Nasional. Eduardo del Rosario dikutip Emirates247. Saksi di kota pantai Baler, mengatakan banyak pohon tumbang.
Saat Nari berpindah ke pedalaman, membuat hujan deras dan lumpur merusak barak polisi di Kota Magalang. Seorang polisi tewas. Di Pusat Luzon, seorang wanita tua dan empat anak tewas saat pohon menimpa dua rumah.
Sementara, dinding sekolah yang roboh menimpa seorang pria hingga tewas. Dua anak-anak lain serta seorang lansia tewas tenggelam di provinsi Bulacan. Tempat itu mengalami banjir besar.
Tentara, polisi, dan pengawai pemerintah lokal menggunakan truk militer untuk menyelamatkan warga dari banjir di kota San Miguel dan Minalin. "Angin bertambah dengan cepat...angin datang langsung dari laut selama empat jam," ujar seorang saksi di pantai timur.
Sementara, Layanan Cuaca Negara mengatakan Nari mulai bertiup ke Laut Cina Selatan pada Sabtu kemarin dengan kecepatan angin maksimal 120 kilometer per jam.