REPUBLIKA.CO.ID, MANILA--Setidaknya 12 orang tewas dan tiga lainnya hilang saat Topan Nari (warga setempat menyebutnya Santi) terus mengaduk bagian utara Filipina, kata seorang pejabat senior pemerintah Sabtu.
Direktur Eksekutif Dewan Pengurangan Risiko Bencana dan Manajemen Nasional Filipina (NDRRMC) Eduardo del Rosario mengataka mereka yang tewas terutama karena pohon tumbang, listrik, tanah longsor, bangunan runtuh dan tenggelam.
Sementara tiga nelayan yang hilang berasal dari Desa Tinago, Kota Viga, di provinsi utara Filipina Catanduanes. Menurut lembaga itu, lebih dari 9.400 keluarga atau sekitar 59.000 orang terkena dampak di 50 desa di enam provinsi.
Penduduk yang terkena bencana, lebih dari 6.000 orang mengungsi dan ditampung di dalam maupun luar pusat-pusat evakuasi. Beberapa desa di provinsi Filipina Utara Bulacan dan Pampanga yang terendam banjir, sementara ada juga provinsi-provinsi utara yang menderita pemadaman listrik.
Badan cuaca negara Filipina mengatakan, topan tersebut kini sedikit melambat dan mempertahankan kekuatannya saat terus bergerak di atas Laut China Selatan. Ia memiliki kecepatan angin maksimum 120 kilometer per jam dekat pusat dan hembusan hingga 150 kilometer per jam.
Minggu sore, Topan Nari diperkirakan berada di 520 kilometer di sebelah barat Iba, Zambales atau di luar area Tanggung Jawab Filipina.