Selasa 15 Oct 2013 08:10 WIB

Ukiran Seronok 'Disembunyikan' Jelang Perundingan Nuklir Iran

Markas PBB (ilustrasi)
Foto: AP
Markas PBB (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Ukiran dinding berupa pria telanjang yang menghias Markas PBB di Jenewa, Swiss, ditutupi agar tidak dianggap menyinggung para diplomat Iran yang akan berunding soal sengketa nuklir negara itu.

Pejabat PBB tidak dapat dimintai komentar terkait penyembunyian ornamen dinding yang terinspirasi 'Penciptaan Adam' karya Michelangelo itu. Pertanyaan terkait hal tersebut diarahkan kepada pemerintah Swiss.

Tetapi, harian Swiss 'Tribune de Geneve' mengklaim upaya tersebut bertujuan untuk menghormati para delegasi Iran yang akan menggelar dialog di Markas Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tersebut pada Selasa dan Rabu.

Di Iran, seperti halnya negara muslim lainnya, pria diharuskan menutup auratnya dari pusar hingga lutut. Sementara, wanita diwajibkan menutup rambut dan mengenakan pakaian yang tidak membentuk tubuh.

Hiasan dinding yang terpambang sejak 1938 di markas Liga Bangsa Bangsa (sebelum berganti menjadi PBB) itu adalah karya Eric Gill yang merupakan sumbangan dari pemerintah Ingggris. Hiasan tersebut berada tepat di atas pintu masuk Kamar Dewan yang akan menjadi tuan rumah dialog nuklir antara Iran dan negara P5+1.

Pejabat pemerintah Swiss menolak mengonfirmasi klaim dari harian setempat, sekaligus menyebut tujuan penutupan itu adalah untuk memberikan latar netral di tempat perundingan.

Meskipun tempat perundingan itu merupakan markas PBB pada era 1930-an, badan dunia tersebut tidak menjadi tuan rumah perhelatan diplomatik itu.

Swiss akan menjadi tuan rumah pertemuan antara Iran dengan negara kelompok P5+1 yang terdiri dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB (Inggris, Cina, Prancis, Rusia dan Amerika Serikat) plus Jerman.

Perundingan tersebut akan menjadi putaran pertama negosiasi sejak kepemimpinan Presiden moderat, Hassan Rohani, pada bulan Agustus yang berjanji akan merangkul dunia secara konstruktif dan menyelesaikan perselisihan yang telah berlangsung selama satu dasawarsa lebih terkait program nuklir Teheran.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement