REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perusahaan game dunia, Nintendo, baru saja menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
Presiden Nintendo Satoru Iwata mengumumkan, dia tidak percaya jika pemutusan hubungan kerja alias PHK adalah satu-satunya solusi untuk merampingkan beban usaha perusahaan di tengah krisis ekonomi yang dialami Jepang beberapa waktu terakhir.
Iwata menyatakan, dia menentang pendekatan dengan cara PHK tersebut. Dilansir dari RocketNews24, Selasa (15/10), Iwata mengungkapkan setiap karyawan Nintendo memiliki keahlian khususnya sendiri, sehingga membuat perusahaan mampu menjadi perusahaan berkembang selama ini.
Iwata menyatakan, dia skeptis untuk mengevaluasi staf berdasarkan kinerja saja. Dalam rangka untuk membuat perangkat lunak yang benar-benar menarik konsumen, maka dia merasa harus penting untuk menjaga kesejahteraan para pekerja.
Perusahaan sukses seperti Nintendo mengharapkan stafnya untuk kreatif, memiliki tingkat pengetahuan tinggi secara teknis, dan menjadi seorang spesialis. Nintendo tetap berkomitmen untuk fokus mengembangkan potensi pekerjanya.
Nintendo menanamkan prinsip menghibur untuk konsumennya dengan berbagai jenis permainan baru. Hal yang sama juga diterapkan perusahaan untuk pekerjanya.
Caranya adalah menciptakan suasana kekeluargaan dari generasi ke generasi. Ini rasanya masuk akal jika pekerja merasa seolah mereka menjadi bagian dari sebuah keluarga besar.