Rabu 16 Oct 2013 05:29 WIB

Begini Aksi Iran Agar Sanksi Dicabut

Presiden terpilih Iran, Hasan Rouhani
Foto: AP
Presiden terpilih Iran, Hasan Rouhani

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA---Iran pada Selasa menyerahkan kepada kekuatan-kekuatan dunia apa yang disebutnya satu terobosan pontensial untuk mengakhiri kebuntuan yang telah berlangsung selama satu dekade atas program nuklir, dan mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Amerika Serikat.

Semua pihak menyebut suasana positif mengenai perundingan yang dimulai kembali di bawah pemerintahan baru Presiden Hassan Rouhani -- yang menggantikan Mahmoud Ahmadinejad pada Agustus -- walaupun para perunding Barat mengatakan mereka masih memeriksa rincian-rincian yang Iran akan ajukan di meja perundingan. Rouhani, yang dipandang lebih moderat, telah menjanjikan transparansi mengenai program nuklir itu dan terlibat dengan masyarakat internasional supaya sanksi-sanksi internasional terhadap Iran dicabut.

Pertemuan dua hari Iran dengan kelompok P5+1 yang diketuai Uni Eropa mengakhiri kebekuan selama enam bulan yang dipicu oleh penolakannya untuk menghentikan pengayaan uranium sebagai pertukaran bagi pencabutan sanksi. Kelompok P5+1 terdiri atas Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China dan Rusia, plus Jerman.

Para pemain global dan Israel musuh besar Iran takut akan program atom Iran merupakan langkah untuk mengembangkan satu bom nuklir. Iran membantah tuduhan itu. Menggarisbawahi perubahan itu, perunding Iran Abbas Araqchi dan rekan sejawatnya dari Amerika Serikat Wendy Sherman bertemu Selasa malam setelah perundingan P5+1 selama satu hari di Jenewa.

Pertemuan tersebut menandai pembicaraan langsung soal nuklir antara Iran dan Washington sejak 2009. "Pembicaraan itu bermanfaat dan kami ingin melanjutkan diskusi kami pada pertemuan-pertemuan besok dengan kelompok P5+1 dan Iran," kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS setelah pertemuan satu jam itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement