Rabu 16 Oct 2013 07:55 WIB

Terkait Serangan Kairo, Mesir Tangkap Pendukung Mursi

Kerusuhan di Mesir
Foto: Google
Kerusuhan di Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Para pejabat keamanan Mesir, Selasa (15/10), mengatakan bahwa pihak berwenang telah menahan seorang pendukung Presiden yang digulingkan Muhammad Mursi yang diduga terlibat dalam serangan roket pada sebuah stasiun satelit milik negara di Kairo.

Hubungan apa pun antara tersangka dan Mursi terkait serangan 7 Oktober di ibu kota itu kemungkinan besar akan digunakan untuk membenarkan tindakan yang lebih keras terhadap kelompok Islam, yang oleh pihak berwenang telah digambarkan sebagai teroris sejak militer merebut kekuasaan pada 3 Juli.

Dua orang terluka dalam serangan di Maadi, kawasan pinggiran Kairo, pada hari yang sama terjadi serangan bersenjata menewaskan enam tentara Mesir di dekat Terusan Suez.

Para pejabat keamanan mengatakan, seorang pedagang pakaian bernama Moataz Mahmoud telah ditahan. Pihak berwenang menemukan senjata termasuk bagian yang menyerupai senjata yang digunakan dalam serangan di Maadi dalam apartemennya, kata mereka.

"Kami memiliki kecurigaan kuat bahwa dia terlibat dalam serangan itu," kata salah seorang pejabat keamanan seraya menambahkan bahwa yang bersangkutan adalah pendukung Mursi, seperti dilansir dari Reuters.

Para pejabat keamanan mengatakan Mahmoud berpartisipasi dalam aksi unjuk rasa yang telah berlangsung selama beberapa pekan di timur laut Kairo, yang diselenggarakan oleh gerakan Ikhwanul Muslimin.

Polisi dan tentara bergerak untuk membubarkan aksi itu pada bulan Agustus, membunuh ratusan demonstran. Pendukung Ikhwanul Muslimin mengatakan pasukan Mesir menembak warga sipil tak bersenjata, tetapi pihak berwenang mengatakan mereka membela diri setelah mendapat serangan. Pihak berwenang menuduh kelompok itu menyimpan persenjataan di lokasi tersebut, tuduhan yang dibantah oleh gerakan itu.

Mesir telah masuk dalam kekacauan politik sejak militer menggulingkan Mursi dan membentuk sebuah pemerintah sementara setelah aksi unjuk rasa terhadap pemerintahannya. Gejolak itu telah memukul industri pariwisata dan investasi di negara yang terletak di jantung Timur Tengah itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement