REPUBLIKA.CO.ID, UTTAR PRADESH -- Pemerintah India menggali harta karun usai seorang pria penganut Hindu mengaku mendapat petunjuk lewat mimpi, ada emas sebanyak seribu ton yang terkubur di bawah reruntuhan istana di Desa Daundia Khera, Uttar Pradesh, India.
Setelah bermimpi, pria bernama Yogi Swami Shobhan Sarkar tersebut langsung mengirim surat ke bank pusat mengenai perihal mimpinya tersebut. Lembaga Peneliti Arkeologi India mengirimkan satu tim pakar purbakala ke desa Daundia Khera di wilayah negara bagian Uttar Preadesh di utara.
Praveen Kumar Mishra, kepala ahli kepurbakalaan negara mengatakan, pihaknya berencana mulai menggali, Jumat (18/10).
Sarkar mengatakan, emas dalam mimpinya adalah milik penguasa abad ke-19, Rao Ram Bux Singh.
Ia mengatakan ingin menyerahkan harta itu kepada pemerintah untuk membantu memulihkan krisis ekonomi.
"Saya menangis ketika menyadari India akan runtuh secara ekonomi," kata pria yang dikenal sebagai seorang peramal itu kepada harian Mail Today, seperti disadur Reuters, Rabu (16/10).
Ia mengatakan arwah penguasa itu gentayangan di sekitar istana meminta agar emas-emasnya digali. "Itu harta karun tersembunyi bagi negara."
Di India, tidak semua pemuka agama Hindu memiliki niat mulia seperti Sarkar. Jika mereka mendapatkan mimpi, kebanyakan tidak menyerahkan emas dan perak ke Bank Cadangan Negara.
Kuil-kuil menjadi tempat penyimpanan emas dan menolak penawaran bank untuk mengaudit kepemilikan mereka.
Rata-rata sebanyak 2,3 ton emas per hari dibeli orang India. Berat itu setara bobot gajah kecil. Jika tidak dipersembahkan ke dewa, akan mereka menimbun emas tersebut di dalam kuil.
Jika benar ada emas yang tertimbun seperti yang diutarakan Sarkar, penemuan tersebut bakal sangat berharga untuk India yang memiliki sedikit tambang emas. Nilai impor impor emas secara keseluruhan dalam setahun sampai 31 Maret 2013 mencapai 54 miliar dolar AS, merupakan faktor utama yang menyebabkan defisit dan kemerosotan rupee.
Impian Swami Sarkar mengenai seribu ton emas akan sepadan untuk menggantikan impor emas India selama setahun, karena diperkirakan bernilai 40 miliar dolar AS.
Para ahli purbakala berencana menggali seluas 100 meter persegi lahan di samping istana.
Namun Mishra mengingatkan hingga kini belum ada bukti ada harta karun di bawah tanah desa mereka.
"Kami masih mencari tempat yang tepat dan apakah ada harta karun. Ini semua mengenai masa depan," katanya.
"Kami sering hanya menemukan tembikar atau logam antik seperti peralatan pertanian atau dapur."