Jumat 18 Oct 2013 01:08 WIB

Pelajar Malaysia Dilarang Hadiri Ceramah Anwar Ibrahim di Australia

Red:
Anwar Ibrahim
Anwar Ibrahim

ADELAIDE -- Pelajar Malaysia di Australia diperingatkan beasiswa mereka terancam dicabut jika menghadiri ceramah oleh ikon demokrasi di negaranya, Anwar Ibrahim.

Mantan Perdana Menteri Malaysia dan lawan abadi dari pemerintah Malaysia, Anwar Ibrahim dijadwalkan akan berbicara dalam festival Ide Adelaide akhir pekan ini.

Namun pemerintah Malaysia memperingatkan mahasiswanya kalau beasiswa mereka berada di bawah ancaman jika mereka menghadiri sesi ceramah Anwar Ibrahim tersebut.

Ancaman itu datang dari sebuah email yang ditulis penasehat pelajar  di Konsulat Malaysia di Sydney, Shahrezan Sheriff.  Dalam emailnya Shahrezan memperingatkan pelajar Malaysia untuk  memastikan beasiswa yang mereka terima tidak disia-siakan. "Silakan menahan diri sendiri untuk bergabung dalam kegiatan ini. Anda cerdas untuk berpikir dan fokus pada apa yang penting, daripada bergabung dengan kegiatan yang bisa membuat Anda kesulitan dalam mempertahankan nilai-nilai bagus dan beasiswa yang anda dapatkan tersia-sia," kata email tersebut.

"Saya tidak akan ragu-ragu untuk mengambil tindakan tegas kepada pelajar yang terlibat. Kau tahu dengan sangat baik apa yang telah kalian tandatangani jika terlibat dalam kegiatan ini.”

Email ditandatangani "orang yang peduli," penasihat siswa, Shahrezan Sheriff.

Sejumlah pelajar Malaysia yang didatangi oleh program 7.30 ABC tidak ada yang bersedia berkomentar. Mereka takut menanggung konsekwensi jika berbicara ke publik.

Meski demikian salah seorang pelajar yang tidak menerima beasiswa bersedia berbicara dalam program 7.30 dengan syarat identitasnya disembunyikan alias anonim.

"Ya, saya sangat kecewa karena sebelumnya saya hendak mengajak teman yang  menerima beasiswa untuk pergi ke acara itu besok,” katanya.

"Mereka tidak menjawab ajakan saya.”

Menanggapi ancaman ini, Anwar Ibrahim  mengatakan ini bukan pertama kalinya pemerintah Malaysia berusaha membungkam dirinya di luar negeri.

Anwar  mengatakan para pelajar tidak seharusnya diintimidasi dan jika sesuatu terjadi pada mereka maka akan memicu kegaduhan. Dan ini adalah bentuk  intimidasi yang melebihi batas,” katanya.

Tanggapan parlemen Australia

Ancaman terhadap pelajar Malaysia ini ditanggapi Senator Nick Xenophon yang telah lama menjadi pendukung Anwar Ibrahim. Dalam kunjungan parlementer ke Malaysia awal tahun ini, Xenophone sempat ditahan selama 16 jam di bandara sebelum dipulangkan.

Xenophone mengatakan ancaman itu tidak bisa diterima. Xenophone meminta pemerintah Australia bersikap. "Pemerintah Australia harus membuatnya benar-benar jelas bagi pemerintah Malaysia bahwa ini hal yang mendesak disikapi pada hari Jumat bahwa ancaman ini benar-benar tidak dapat diterima," katanya.

Sementara itu  Sophie Black, Direktur Festoival Ide Adelaide mengatakan dirinya prihatin dengan ancaman  yang diterima para pelajar Malaysia.

"Kita ingin mereka merasa percaya diri kalau mereka bisa menghadiri event itu tanpa konsekwensi apapun, terutama tanpa konsekwensi  ancaman yang disebutkan didalam email tersebut,” katanya.

"Menurut saya, sangat penting mereka bisa merasa bebas menghadiri forum seperti ini, dimana mereka bisa duduk sebagai audiens dari seseorang yang benar-benar mereka kagumi dan mendengarkan apa yang dikatakannya,”

Selama 15  tahun terakhir Anwar Ibrahim menjadi figur utama oposisi Malaysia, dan selama 15 tahun dia bolak balik disidangkan atas tuduhan korupsi dan yang lebih sensasional, sodomi.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement