REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Ratusan ribu pegawai pemerintah Amerika Serikat kembali bekerja setelah Presiden Barack Obama menandatangani undang-undang yang mengakhiri penutupan operasional kantor-kantor pemerintah dan menaikkan pagu utang.
Seperti dikutip BBC, tenggat menaikkan batas maksimal utang US$16,7 triliun tadinya akan jatuh kurang dari sehari.
Kesepakatan lintas partai dicapai hanya beberapa jam sebelum pemerintah Amerika terancam kehabisan uang untuk membiayai berbagai pengeluaran. "Debat sengit soal anggaran dalam beberapa pekan terakhir jelas telah merusak perekonomian Amerika," kata Presiden Obama, dalam keterangan pers di Washington, Kamis (17/10).
Obama juga mengatakan pendekatan dan cara berpikir para politisi di Washington harus diubah. "Rakyat Amerika sudah muak (dengan para politisi di) Washington," kata Presiden Obama.
Cina menyambut baik kesepakatan ini sementara Dana Moneter Internasional (IMF) menyebutnya "penting dan diperlukan". "Penting bagi Amerika untuk mengurangi ketidakpastian di seputar kebijakan fiskal, dengan menaikkan batas utang melalui mekanisme yang lebih efisien," kata direktur IMF, Christine Lagarde.
Para ekonom memperkirakan penutupan kegiatan pemerintah menyebabkan kerugian miliaran dollar.
Kesepakatan berhasil dicapai setelah penutupan sebagian kegiatan pemerintah selama 16 hari, yang dipicu oleh kegagalan Kongres menyetujui anggaran pemerintah pada 1 Oktober.
Dengan kesepakatan ini, tersedia dana bagi pemerintah hingga 15 Januari dan kewenangan Kementerian Keuangan untuk mengambil pinjaman diperpanjang hingga 7 Februari.
Tapi kesepakatan ini bukan menjadi jalan keluar menyeluruh atas anggaran, yang dipersoalkan Partai Republik dan Demokrat.