REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Luapan air Sungai Mekong dan banjir bandang telah menewaskan sedikitnya 152 orang dan membuat 418.770 keluarga jadi korban di 20 provinsi di Kamboja. Demikian kata beberapa pejabat pemantau bencana pada Jumat.
Sekretaris Jenderal Komte Nasional bagi Penanganan Bencana (NCDM), Pon Narith, mengatakan banjir telah dua kali merendam negeri tersebut antara Agustus dan Oktober tahun ini. Banjir pertama menewaskan 13 orang dan yang kedua merenggut 139 jiwa.
''Selain itu, sebanyak 27.500 keluarga telah dipaksa meninggalkan rumah mereka menuju tempat lebih tinggi,'' kata Narith dalam pertemuan penilaian dampak banjir.
Ia menambahkan sebanyak 208.200 rumah, 1.390 sekolah dan 500 pagoda telah terendam air.
''Sebanyak 300.500 hektare sawah juga telah terendam dan 28.100 hektare tanaman padi rusak total,'' kata pejabat tersebut sebagaimana dilaporkan Xinhua yang dipantau Antara pada Jumat.
Jalan nasional sepanjang 241 kilometer dan lebih dari 3.100 kilometer jalan kerikil juga telah rusak.
Wakil Presiden NCDM Nhim Vanda mengatakan dalam pertemuan tersebut bahwa genangan air telah surut di sebagian besar daerah. Sekarang tiba waktunya untuk memikirkan perbaikan pasca-banjir.
"Banjir tahun ini sama parahnya dengan pada 2011," katanya. "Banjir diperkirakan membuat negeri ini menderita kerugian yang sama dengan pada 2011."
Banjir pada 2011 menewaskan 250 orang dan menimbulkan kerugian sebesar 521 juta dolar AS, terutama akibat kerusakan jalan dan tanaman padi.
Banjir biasa merendam Kamboja antara Agustus dan Oktober. Tahun lalu, sebanyak 14 orang tewas akibat banjir.