REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kepala urusan kemanusiaan PBB, Valerie Amos, Sabtu (19/10) waktu setempat menyerukan penghentian pertempuran di satu daerah pinggiran Damaskus, Suriah, yang dikepung selama berbulan-bulan oleh tentara Suriah.
Penghentian pertempuran diminta segera dilaksanakan agar bantuan pangan dan obat dapat segera dikirim.
''Meski sekitar 3.000 orang telah diungsikan pekan lalu, tapi jumlah yang sama atau lebih masih terperangkap," kata Amos.
Dia menambahkan penembakan dan pertempuran yang terus terjadi menghambat para pekerja kemanusiaan mencapai kota Moadamiyet al-Sham yang sangat memerlukan bantuan itu.
"Saya mengimbau semua pihak untuk segera menyetujui penghentian permusuhan di Moadamiyet untuk memungkinkan para pekerja kemanusiaan akses tanpa hambatan untuk mengungsikan para warga sipil yang terkepung dan memberikan pasokan makanan dan obat-obatan dan perawatan," kata Amos.
Ia menegaskan bahwa Moadamiyet al-Sham bukan satu-satunya kota yang terkepung.
"Ribuan keluarga juga tetap terperangkap di daerah-daerah lain di seluruh Suriah,'' katanya. ''Misalnya Nubil, Zahra, kota tua Aleppo, kota tua Homs dan Hassakeh.''
Moadamiyet al-Sham, satu daerah pinggiran Damaskus barat daya, sebagian besar dikuasai pemberontak yang berusaha menggulingkan pemerintah Presiden Bahsar Al Assad, kendatipun sebagian kantong-kantongnya tetap berada di bawah kekuasaan pemerintah.