Senin 21 Oct 2013 12:20 WIB

Negara Teluk Dukung Saudi Reformasi DK PBB

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Didi Purwadi
Dewan Keamanan PBB
Foto: AP
Dewan Keamanan PBB

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dewan Kerjasama Negara Teluk (GCC) mendukung penolakan Arab Saudi. Arab Saudi, Jumat kemarin, menolak kursi keanggotaan Dewan Keamanan PBB meski dipilih oleh 176 negara.

GCC juga mendukung alasan Arab Saudi bahwa perlu ada reformasi dalam sistem Dewan Keamanan PBB. Mengutip dari kantor berita QNA, Al Jazirah melaporkan bahwa Sekretaris Jenderal GCC, Abdul Latif bin Rashid al Zayani, menyatakan penting bagi DK PBB untuk mendengar permintaan Arab Saudi.

Dewan Keamanan PBB perlu mewujudkan reformasi fundamental dalam sistem mereka. Selain itu, kantor berita Qatar tersebut juga menyampaikan bahwa Qatar mendukung sikap Kerajaan Arab Saudi.

Pemerintah Qatar juga setuju dengan alasan Arab Saudi yang menganggap kursi anggota DK PBB tak terlalu penting. Hanya saja, negara Arab lainnya meminta Arab Saudi memikirkan ulang keputusan itu.

Duta negara-negara Arab, dikutip dari Al Arabiya, meminta Arab Saudi harus mempertahankan kursi di Dewan Keamanan itu. Serta melanjutkan peran berani dalam membela isu-isu khas Timur Tengah di mimbar Dewan Keamanan.

Meski, dalam pernyataan itu duta negara Arab menyatakan rasa hormat dan mengerti posisi Arab Saudi. Tetapi, ia menambahkan bahwa penting bagi Arab Saudi mewakili dunia Arab dan Muslim di Dewan itu.

''Ini penting dan bersejarah khususnya untuk kawasan Timur Tengah,'' tutur mereka dalam pernyataan, dilansir dari Al Arabiya pada Ahad (20/10).

Kamis pekan kemarin, Majelis PBB memilih lima anggota baru untuk masa bakti sejak awal 2014 hingga akhir 2015. Arab Saudi menjadi salah satu negara terpilih berdampingan dengan Nigeria , Lituania, Chad dan Cile.

Sehari kemudian, meski terkejut Arab Saudi menolak kursi itu. Mereka menuduh DK PBB melakukan standar ganda dalam menangani konflik dalam perang Suriah.

Banyak diplomat dan analis meyakini protes Arab Saudi ini adalah teguran bagi Amerika Serikat. Khususnya sikap Amerika Serikat yang ingin lebih keras terhadap oposisi Suriah.

Arab Saudi juga tak suka dengan kontak Washington dengan Iran. Arab Saudi adalah satu satu negara Islam dengan kekuatan ekonomi yang sangat luar biasa. Mereka juga pendukung utama Oposisi dan rival pemerintah Iran.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement