Selasa 22 Oct 2013 20:45 WIB

Ikan Singa Ancam Ekosistem Samudera Atlantik

Rep: Nur Aini/ Red: Karta Raharja Ucu
Ikan Singa
Foto: IST
Ikan Singa

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Meski bentuknya unik dengan sirip surai dan berwarna loreng, ikan singa yang jumlahnya berlebihan dianggap berbahaya bagi ekosistem Samudera Atlantik. Mereka dinilai mampu mengurangi 90 persen dari populasi terumbu karang.

Ahli biologi kelautan panik untuk mencari cara menghambat ledakan populasi ikan singa. Ikan berbisa tersebut kehilangan predator alami dan memiliki kemampuan berkembang biak dengan cepat.

"Invasi ikan singa mungkin adalah bencana lingkungan terburuk untuk Atlantik yang pernah dihadapi," ujar pendiri Yayasan Ocean Support, Graham Maddocks, dikutip the Independent, Senin (21/10).

Ikan singa bukan merupakan ikan asli di Samudera Atlantik. Perbuatan manusia disalahkan untuk kehadiran mereka di lautan.

Pemilik hewan peliharaan di Florida dilaporkan telah melepaskan ikan ke perairan asing. Ini mungkin sulit dimengerti, akan tetapi bukti DNA menelusuri semua ikan singa di Atlantik berasal dari enam atau delapan ikan singa betina.

Ahli ekoloi dari Coastal Ocean Science, James Morris mengatakan, invasi tersebut mungkin bukan epidemik terburuk di Samudera Atlantik, namun itu akan membuat bencana.

Ia menilai spesies ikan singa merupakan predator tingkat atas yang paling banyak di beberapa terumbu karang. Ikan tersebut diperkirakan menghasilkan 30-40 ribu telur setiap beberapa hari.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement