Selasa 22 Oct 2013 19:11 WIB

Banyak Negara Islam Belum Tuntaskan Masalah Kesehatan

Rep: Esthi Maharani/ Red: A.Syalaby Ichsan
Para menteri luar negari anggota Organisasi Kerjasama Islam (OIC) dalam sesi befoto bersama. (ilustrasi)
Foto: REUTERS
Para menteri luar negari anggota Organisasi Kerjasama Islam (OIC) dalam sesi befoto bersama. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masalah kesehatan masih menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Berdasarkan Millenium Development Goals (MDGs) score-card yang dikeluarkan oleh the Islamic Development Bank (IDB) tahun 2011, banyak anggota OKI yang belum berhasil mencapai tiga tujuan utama MDGs yang terkait dengan bidang kesehatan.

Ketiga tujuan itu adalah menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan Ibu dan memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya. Wakil Presiden Boediono menegaskan persoalan itulah yang harus dijawab oleh para Menteri Kesehatan OKI.

Terlebih lagi indikator untuk ketiga tujuan itu akhir-akhir ini justru menunjukkan tren yang memburuk. “Tantangan ini harus dijawab oleh para Menteri Kesehatan OKI dan oleh kita semua,” katanya, saat membuka Konferensi Tingkat Menteri Kesehatan Organisasi Kerjasama Islam di Istana Wakil Presiden, Selasa (22/10) sore.

Dalam kesempatan tersebut hadir menteri-menteri dan pejabat tinggi kesehatan dari negara-negara anggota OKI. Ia mengingatkan, selain mencapai tiga tujuan utama MDGs, perlu pula diperhatikan gejala penyakit-penyakit lain yang cenderung meningkat dengan cepat.

Menurutnya, masih banyak negara yang menghadapi masalah kesehatan seperti gizi buruk, penyakit menular, dan penyakit tidak menular yang juga mengalami peningkatan.

Dia menjelaskan, besarnya masalah kesehatan menuntut adanya inisiatif, dedikasi, dan kerja keras dari mereka yang bertanggung jawab dalam bidang tersebut mulai dari menteri hingga pelaksana di lapangan.

Karena itu, haruslah pandai-pandai untuk memaksimalkan segala sumber daya sehingga persoalan kesehatan yang menjadi kebutuhan mendasar masyarakat bisa terpenuhi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement