Selasa 22 Oct 2013 23:04 WIB

Diterpa Bencana, Sudan Dapat Bantuan Indonesia

Rep: Fenny Melisa / Red: Djibril Muhammad
Peta wilayah Sudan Selatan
Foto: IST
Peta wilayah Sudan Selatan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kemenkokesra) menerima kunjungan Dubes RI untuk Sudan, Drs. Sujatmiko, Selasa (22/10). Kunjungan ini terkait rencana pemerintah Indonesia memberikan bantuan bagi Sudan yang beberapa waktu lalu terkena bencana.

"Waktu Aceh terkena tsunami, Sudan ikut memberikan bantuan. Sekarang giliran kita untuk membantu. Berapa nilainya belum ditentukan," kata Sujatmiko, di Kemenko Kesra.

Sujatmiko mengatakan bantuan dari Indonesia selain untuk membangun gedung-gedung sekolah yang hancur, juga mengandung misi ekonomi Indonesia yang menjadikan Sudan sebagai pintu gerbang promosi produk Indonesia ke Timur Tengah dan Afrika.

Menurut Sujatmiko Sudan mulai bosan dengan produk Cina yang juga ada di negeri itu. Ditambah lagi Sudan sudah bosan dengan promosi yang tidak sesuai fakta. "Baru sebulan dipakai, produk China sudah rusak. Sementara promosi begitu bombastis," kata dia.

Sujatmiko menuturkan produk-produk Indonesia sebenarnya sudah ada juga di Sudan. Produk kertas untuk berbagai keperluan berasal dari Indonesia, sparepart mobil juga dari Indonesia. Termasuk produk garmen dan alat-alat pertanian. "Meski begitu, harus lebih diperbanyak lagi," ujarnya.

Ia mengungkapkan dalam setahun ada 3-5 kali rombongan pengusaha datang ke Sudan. Para pengusaha ini semuanya membeli produk-produk Indonesia yang dipasarkan di sana. Mereka sangat tertarik dan berminat untuk membeli produk buatan Indonesia.

"Saya sudah blusukan ke sudut-sudut kota di Sudan, dan produk-produk Indonesia cukup menjanjikan," ujarnya.  

Sementara itu, Deputi Lingkungan Hidup dan Kerawanan Sosial Kemenko Kesra, Willem Rampangilei, mengatakan, Indonesia akan memberikan bantuan kepada Sudan. Selain bentuk wujud sosial dan solidaritas, juga karena ada sebanyak 250 warga negara Indonesia belajar mendalami agama Islam di Sudan.

"Bantuan ini juga sekaligus sebagai misi diplomasi membangun citra Indonesia di mata dunia. Negara-negara lain juga ikut membantu Sudan, sepertinya memiliki misi yang sama juga. Ada misi sosial, agama, ekonomi, atau pencitraan," katanya menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement