REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Selasa (22/10), menyambut penyelenggaraan pertemuan puncak antara Presiden Sudan Omar Al-Bashir dan Presiden Salva Kiir dari Sudan Selatan pada hari yang sama.
Pemimpin PBB tersebut juga menyambut keputusan kedua pemimpin itu untuk mempercepat pembentukan penuh Zona Perbatasan Demiliterisasi yang Aman (SDBZ) pada pertengahan November, demikian isi satu pernyataan yang dikeluarkan di Markas PBB, New York, oleh juru bicaranya.
Ban menyoroti keinginan kedua preisden itu untuk mewujudkan beridirinya Pemerintah Abyei, Dewan Abyei dan Dinas Kepolisian Abyei, kata pernyataan tersebut.
"Sekretaris Jenderal menyeru kedua negara untuk segera melanjutkan konfultasi mereka mengenai pelaksanaan usul Panel Implementasi Tingkat-Tinggi Uni Afrika (AUHIP) 2012 untuk memastikan status akhir Abyei. Ban juga menyeru para pemimpin masyarakat Abyei untuk menahan diri dari gagasan sepihak yang dapat meningkatkan ketegangan di Daerah Abyei," kata pernyataan itu, seperti dilansir dari Xinhua, Rabu (23/10).
Sebelumnya, Presiden Al-Bashir mengunjungi Juba, Ibu Kota Nasional Sudan Selatan, Selasa, untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi dengan Presiden Kiir. Mereka membahas penyelesaian masalah yang masih mengganjal antara kedua negara mereka.
Satu komunike gabungan yang dikeluarkan pada akhir pembicaraan bersama tersebut mengatakan kedua pihak sepakat untuk mengkaji tekad bagi jalur nol untuk menetapkan zona demiliterisasi yang aman di daerah perbatasan itu sebelum pertengahan November. Mereka juga akan bekerja sama guna mencegah dukungan dan penampungan gerakan bersenjata.
Abyei, daerah sengketa yang kaya akan minyak, telah menyaksikan ketegangan yang meningkat sejak Mei, ketika Nadzir (Kepala) Suku Dinka Ngok, Kual Deng Majok, dan dua rekannya tewas dalam bentrokan antara anggota Suku Miseriya dan prajurit pemelihara perdamaian dari Pasukan Keamanan Sementara PBB di Abyei.