REPUBLIKA.CO.ID, AUCKLAND -- Layanan pos Selandia Baru akan mengurangi frekuensi pengiriman setelah penggunaan komunikasi elektronik meningkat. Dalam persetujuan dengan pemerintah, pengiriman enam hari sepekan di wilayah urban akan dikurangi menjadi hanya tiga hari mulai Juni 2015.
Sejumlah layanan di pedesaan, di mana penduduknya masih bergantung pada pengiriman akan tetap menjadi lima hari. Layanan dikurangi karena kebutuhan untuk kelangsungan hidup keuangan.
"Perubahan frekuensi pengiriman di beberapa titik tidak terelakkan mengingat penurunan berkelanjutan dan cepat dalam volume surat," ujar pernyataan pos Selandia Baru dikutip BBC, Rabu (23/10).
Dia menambahkan, volume paket meningkat hampir tiga juta sejak 2006. Sementara volume surat selama periode yang sama turun setidaknya 30 persen. Namun, tidak jelas berapa banyak karyawan yang akan dipecat sebagai akibat dari pemotongan pengiriman tersebut.
Menteri Teknologi Komunikasi dan Informasi Selandia Baru, Amy Adam mengatakan penurunan volume pos di Selandia Baru menjadi delapan persen per tahun. Dia mengatakan jika perubahan tidak dibuat maka subsidi pemerintah yang diperlukan sangat signifikan.