Rabu 23 Oct 2013 21:36 WIB

Hamas Kecam Sikap PBB Soal Terowongan di Jalur Gaza

Logo Hamas
Logo Hamas

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA GAZA -- Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengecam sikap PBB mengenai taktik baru gerakan itu dengan menggali terowongan dari Jalur Gaza ke Israel.

Juru Bicara Hamas di Jalur Gaza Fawzi Barhoum mengatakan di dalam pernyataan resmi yang dikirim melalui surel kepada wartawan sikap PBB mengenai perlawanan kami ialah memandang masalah tersebut dengan hanya satu mata dan itu adalah pendirian yang bias.

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal PBB Jeffrey Feltman mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa penggalian terowongan bawah tanah dari Jalur Gaza ke Israel adalah pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata, yang diperantarai oleh Mesir pada 2012 antara Hamas dan Israel.

Pekan lalu, Israel menyatakan telah menemukan dan menghancurkan terowongan sepanjang dua kilometer dengan kedalaman 27 meter dari Jalur Gaza tenggara ke dalam wilayah Israel.

Abu Obeida, Juru Bicara sayap bersenjata Hamas Al-Qassam mengatakan dalam wawancara radio awal pekan ini kelompoknya menggali terowongan tersebut dan itu direncanakan untuk digunakan melancarkan serangan bersenjata terhadap Israel.

Namun, Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata pada November tahun lalu; Mesir telah menjadi perantara kesepakatan tersebut untuk mengakhiri delapan hari agresi udara secara besar oleh Israel terhadap gerilyawan Jalur Gaza itu. Sebanyak 180 orang Palestina tewas dalam peristiwa tersebut.

"Feltman memandang konflik dengan satu mata dan pernyataannya memperlihatkan posisi yang sangat bias. Ia tak melihat pelanggaran Israel setiap hari terhadap rakyat kami dan kekerasan yang dilakukan terhadap nelayan serta petani kami," kata Barhoum.

Ia menambahkan PBB benar-benar telah gagal untuk melindungi rakyat kami dari pembunuhan dan dari agresi. Oleh karena itu, bagi kami, perlawanan bersenjata adalah satu-satunya yang akan bisa mempertahankan rakyat kami.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement