REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia membatalkan tuduhan pembajakan terhadap 30 aktivis Greenpeace. Namun, mereka menggantinya dengan tuduhan membuat kekacauan.
Tuduhan baru itu memiliki maksimum hukuman tujuh tahun penjara, seperti dilaporkan BBC, Rabu (23/10). Greenpeace mengatakan hal itu masih belum proporsional. Kapal Greenpeace disita oleh pasukan keamanan Rusia setelah aktivis mencoba naik ke kilang minyak lepas pantai.
Seluruh awak yang ada di kapal ditahan. Dua dari mereka adalah wartawan freelance. Sejauh ini semua pengajuan jaminan ditolak. Kepala Badan Investigasi Rusia Vladimir Markin mengatakan, tuduhan diklasifikasikan kembali.
Akan tetapi, investigator tidak mengesampingkan tuduhan lebih serius, khususnya penggunaan kekerasan terhadap otoritas. Penolakan para tahanan untuk memberikan bukti juga membuat otoritas memiliki alasan untuk mempertimbangkan pelanggaran lain seperti terorisme dan spionase.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah didesak untuk menarik tuduhan pembajakan. Sekretaris Kepresidenan bidang Pers, Dmitry Peskov mengatakan, presiden tidak memiliki kekuatan mempengaruhi pengadilan.
Putin mengatakan pada pekan lalu bahwa para aktivis melanggar hukum internasional, namun menegaskan mereka bukan bajak laut.
Vladimir Chuprov dari Greenpeace Rusia mengatakan tidak ada kasus pembajakan maupun kekacauan. "Tuduhan yang membuat penjara tujuh tahun masih tidak proporsional. Ini merepresentasikan serangan terhadap prinsip protes damai," ujarnya.