REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Perdana Menteri Irak Nouri Al Maliki memperingatkan, Tabu (23/10) bahwa negara itu sedang menghadapi "perang genosida" setelah pejabat setempat mengatakan 48 orang tewas dalam dua hari terakhir.
Kekerasan di Irak terus memuncak sejak tahun 2008, setelah negara ini berhasil melewati konflik brutal antara kelompok minoritas Sunni dan mayoritas Syiah.
Para militan yang berhubungan dengan Al Qaida, sering membuat aparat keamanan sebagai target serangan.
"Kini sudah jelas.. Irak sedang menjadi korban perang genosisa yang mentarget semua komponen masyarakat." kata Al Maliki dalam pidato mingguannya.
Al Qaida sekali lagi "menghancurkan rumah-rumah penduduk dan membunuh penghuninya, dan meledakkan kantor-kantor pemerintah," kata Al Maliki.
Tapi kelompok perlawanan "mulai dibentuk di Irak dari semua komponen.. aparat keamanan dan berbagai suku juga Son of Iraq," katanya menunjukkan kelompok perlawanan anti Al Qaida.
Rabu kemaren, para penembak membunuh enam orang di utara kota Mosul, semenatar lima orang ditembak di dekat kota itu sebelumnya.