Jumat 25 Oct 2013 06:52 WIB

AS Sadap 125 Miliar Pembicaraan Global

Rep: Bambang Noroyono / Red: Djibril Muhammad
Mata-mata dan penyadapan arus data dan komunikasi (ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA.CO.ID
Mata-mata dan penyadapan arus data dan komunikasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perluasan regulasi penyadapan Amerika Serikat (AS) membuat Badan Keamanan Nasional (NSA) punya kewenangan mengintai pembicaraan komunikasi global.

Situs komunikasi internasional mengatakan, AS berhasil menyadap lebih dari 125 miliar komunikasi di seluruh dunia. Angka tersebut mencengangkan. Sebab rekaman saluran via telepon itu dilakukan hanya dalam waktu satu bulan.

Dikatakan penyadapan tersebut tidak terkonsentrasi di domestik. Paling banyak penyadapan dilakukan di negara-negara Timur Tengah.

"Hanya tiga miliar penyadapan dilakukan di Amerika (Serikat)," demikian laporan Cryptome, yang diliris Kamis (24/10).

Dikatakan penyadapan terbanyak berada di Afganistan. NSA menguping sedikitnya 21,9 miliar pembicaraan.

Sementara itu di Pakistan, NSA mengintai sekira 12, 7 miliar pembicaraan telepon. Bahkan negara-negara sekutu kunci di kawasan tersebut pun tidak bebas dari pengintaian komunikasi.

Di Irak dan Arab Saudi tercatat sekira 7,8 miliar pembicaraan. Sedangkan di Mesir dan Yordania, NSA menguping di 1,9 miliar dan 1,6 miliar sambungan telepon. Dan NSA juga berhasil menyadap komunikasi telepon 1,73 miliar pembicaraan di Iran.

"NSA terlalu banyak mendengarkan pembicaraan orang lain," demikian sambung Cryptome.

Regulasi baru NSA menambah perluasan penyadapan AS. Lewat program PRISM NSA, Paman Sam bermaksud memata-matai kegiatan intelijen global. Namun penyadapan itu mendapat kecaman, baik dalam negeri atau apalagi internasional.

Beberapa negara mendesak penjelasan AS atas aktivitas penyadapanitu. Sebab, bukan cuma negara yang dicurigai melindungi terorisme yang berang. Negara-negara sekutu karib AS pun ikut marah lantaran merasa terintimidasi.

Sebut saja di antaranya Uni Eropa dan sebagaian negara Asia Pasifik. Di India 6,2 miliar pembicaraan telepon disadap lewat lembaga serupa. NSA bahkan diduga menyadap kantor Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York AS dan Badan Atom Internasional (IAIE) di Jenewa.

Di UE, Kanselir Jerman Angle Merkel bahkan sampai bereaksi tegas lantaran jaringan pribadinya ikut dikuntit. Sementara di Prancis, Presiden Francois Hollande mengirimkan nota diplomatik ke AS menuntut penjelasan serupa.

UE meminta agar AS bertanggung jawab. Pertanyaannya, mengapa begitu banyak mengumpulkan data komunikasi telepon dan mudahnya menjadi tukang sadap.

Cryptome menerangkan, program PRISM NSA menciptakan operator komunikasi termurah di dunia. Operator tersebut menjadi basis data semua sambungan komunikasi global.

Lewat PRISM NSA, AS dapat mendengarkan dan mencegat pembicaraan telepon. Bukan cuma telepon, operator juga mengintai ruang komunikasi lainnya seperti chatting lewat internet dan surat elektronik atau e-mail. "Semua rute komunikasi dunia terkumpul di AS," tulis Cryptome.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement