REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Institut Ilmu Pengetahuan dan Keamanan Internasional (ISIS) di Washington mengklaim Iran hanya butuh waktu satu bulan untuk memproduksi uranium yang cukup untuk membuat bom nuklir. Namun, kelompok anti-proliferasi yang berbasis di AS tersebut mengatakan, waktu satu bulan itu bisa dicapai jika Iran menginginkannya.
Iran bisa butuh waktu lebih lama untuk memproduksi material dengan maksimal 11 bulan. Dengan waktu itu, Iran tidak langsung memiliki senjata nuklir. Untuk mengubah uranium menjadi senjata nuklir perlu waktu yang lebih lama.
Peringatan yang dirilis ISIS tersebut bisa menjadi pertimbangan untuk memperketat sanksi terhadap Iran. Laporan itu muncul setelah pembicaraan tentang program nuklir Iran digelar dengan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Cina, Prancis, Jerman, dan Inggris).
Laporan ISIS meneliti serangkaian skenario bagi Iran menghasilkan uranium yang cukup untuk membuat senjata. Laporan CNN, Jumat (25/10), mengatakan klaim ISIS berlebihan dalam memprediksi laju perkembangan nuklir Iran.
Dalam sebuah laporan Desember 2008, Iran diperkirakan mencapai tingkat senjata nuklir pada 2009 di bawah berbagai skenario. Pemerintah Iran sendiri belum berkomentar terkait laporan tersebut.