Sabtu 26 Oct 2013 08:31 WIB

Dihantui Polio, PBB Tingkatkan Imunisasi Anak Suriah

Imunisasi polio dan campak pada balita. (Ilustrasi)
Foto: Musiron/Republika
Imunisasi polio dan campak pada balita. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Badan PBB untuk anak-anak pada Jumat (25/10) mengatakan meningkatkan upaya imunisasi anak-anak di Suriah untuk melawan berbagai penyakit, di tengah kekhawatiran akan wabah polio di negara bergolak tersebut.

UNICEF dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ambil bagian dalam upaya imunisasi skala besar untuk melindungi sebanyak mungkin anak-anak baik di dalam maupun luar negeri di kawasan itu dari polio.

Pada pekan lalu, WHO memperingatkan Suriah kemungkinan untuk pertama kali sejak 1999 menghadapi perebakan wabah polio setelah dua terduga kasus polio terdeteksi di wilayah utara provinsi Deir Al Zour.

Juru bicara WHO Oliver Rosenbauer dalam surat elektroniknya kepada AFP, kemarin, menekankan bahwa konfirmasi terakhir laboratorium masih ditunda, namun mengakui adanya asumsi kedua kasus tersebut kemungkinan positif polio dan semua orang menghadapi ancaman wabah.

Penyakit yang sangat menular itu, terutama menyerang anak-anak di bawah lima tahun dan bisa menyebabkan kelumpuhan dalam hitungan jam. Dalam beberapa kasus bisa berakibat fatal.Dua puluh anak-anak lain di kawasan itu, sebagian besar berusia dua tahun, mengalami lumpuh layu akut, yang merupakan gejala beberapa penyakit berbeda termasuk polio.

Kasus-kasus itu tengah diselidiki, namun Rosenbauer menegaskan bahwa dari 100 ribu kasus serupa yang ditangani organisasinya setiap tahun, hanya beberapa ribu saja yang dinyatakan positif polio.

Kampanye imunisasi Suriah yang diluncurkan oleh kementerian kesehatan negara itu pada Kamis, menyasar 2,4 juta anak-anak untuk mendapat vaksin polio, serta campak, gondok, dan rubella, kata jurubicara UNICEF Marixie Mercado.

"Sekitar 500 ribu anak-anak di Suriah tidak mendapat vaksin polio selama dua tahun terakhir karena masalah keamanan serta hambatan akses," katanya di Jenewa, seraya menekankan bahwa sebelum konflik sekitar 95 persen anak-anak Suriah sudah diimunisasi.

Sekitar 115 ribu orang tewas dan jutaan lainnya terusir dari kampung halaman mereka sejak perpecahan di negara Arab itu berkembang menjadi perang sipil. Kemelut tersebut menyebabkan "sistem imunisasi rutin yang penting untuk melindungi penyakit anak-anak, terputus atau terhenti," kata Mercado.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement