Sabtu 26 Oct 2013 11:06 WIB

Cina Minta Pembelian Senjata Turki Tidak Dipolitisasi

Rancangan pertahanan udara Roketsan Turki (illustrasi)
Foto: Roketsan
Rancangan pertahanan udara Roketsan Turki (illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Keputusan Turki memilih perusahaan Cina untuk membangun sistem pertahanan misilnya, tidak seharusnya dipolitisasi, kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China.

Kontrak pembelian yang diumumkan pada 26 September lalu menggarisbawahi pembelian 'kerjasama pembelian persenjataan yang biasa saja', sebagaimana dikutip AP dari jubir Hua Chunying (25/10).

Ia mengatakan, pembelian tersebut seharusnya dilihat secara objektif. Pernyataan Hua itu diberikan beberapa hari setelah Duta Besar Amerika Serikat ke Turki mengatakan kepada wartawan bahwa AS prihatin dengan kekompatibelan sistem tersebut dengan sistem pertahanan dan misil Organisasi Atlantik Utara (NATO).

Turki mengumumkan bulan lalu, pihaknya telah mempertimbangkan memilih FD-2000 missile defense system, buatan The China Precision Machinery Import and Export Corp (CPMIEC), mengalahkan pesaingnya Eurosam SAMPT/T buatan Prancis/Italia dan perusahaan AS Raytheon Co.

Para pejabat senior mengatakan keputusan pembelian tersebut belum final.

Walaupun Turki dan Chian menegaskan bahwa pembelian tersebut didasarkan  pada kepentingan komersial, Yurki tetap membuka tawaran dari pihak lain.

"Sekarang ini, saya tidak tahu jika ada proposal lain dari pihak yang lain. Jika propoal itu dapat dipertimbangkan lebih layak," kata Recep Tayyip Erdogan beberapa waktu lalu.

Dia menambahkan, "Jika China mengundurkan diri dari negosiasi itu, maka negosiasi dengan pihak lain dapat dilakukan."

Turki melihat, sistem buatan China tidak kalah kualitasnya, harganya relatif tidak mahal dan negara itu bersedia memberikan transfer teknologi dengan membangun pabrik pembuatannya di Turki.

sumber : Hurriyet Daily News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement