CANBERRA -- Industri fashion Australia didera tuduhan adanya praktik diskriminasi di panggung catwalk yang memicu perdebatan tentang latar belakang etnis seorang model di Australia.
Perdebatan ini bermula dari hasil survey model yang dilakukan oleh Majalah Cleo. Editor majalah Cleo, Sharri Markson mengatakan medianya menggelar survey mengenai model yang bekerja di Australia dan terkejut dengan temuan sedikitnya model yang memiliki latar belakang etnis.
Majalah Cleo meneliti sejumlah agen model terkenal di Australia dan mendapati ada 1100 model yang bekerja di Australia. "Tapi dari jumlah itu model yang berlatar belakang etnis hanya bisa dihitung jari. Hanya ada sekitar 16 model beretnis Cina dan 7 model dari warga Pribumi atau Aborigin,” paparnya.
Markson mengatakan model etnis sering kali diberitahu mereka tidak akan mendapat pekerjaan di Australia dan agen model menolak menggunakan mereka. "Pemilik salah satu agen model ternama, Pricilla's, mengatakan temuan ini menyedihkan tapi mereka memang acap kali harus menolak model cantik berkulit hitam atau Asia, “ katanya.
Namun tudingan ini dibantah oleh psikolog konsumen, Adam Ferrier. Ia mengatakan industri fashion dan pengiklan di Australia tidak rasis dan mereka hanya sekedar merespon kebutuhan konsumen. Ia juga menyebut tudingan Cleo hanya untuk kepentingan laporan utama mereka saja agar menarik. "Saya pikir dunia model Australia tidak seperti itu, apa yang mereka lakukan adalah berusaha menemukan model yang tepat dan kemudian menggunakan mereka.
"Mereka tidak peduli latar belakang ras model, mereka juga tidak peduli apakah mereka tinggi atau pendek atau apa saja. yang mereka pedulikan adalah apakah model itu berpotensi dipasarkan.”
Stephen Bucknall pengelola agensi model F.R.M di Melbourne juga membantah tudingan ini, Ia bahkan mengaku sukses mempromosikan model berlatar belakang etnis.
Menurutnya industri fashion Australia mulai menunjukan tanda-tanda peru bahan dan sejumlah model pribumi dan juga etnis lainnya sudah memulai debutnya. "Saya berhasil mendapatkan pekerjaan untuk model Non-Anglo. Bulan lalu bahkan model asal Sudan dua kali menjadi sampul muka majalah.” Tuturnya.
“Agensi saya juga memiliki satu model Cina yang digunakan untuk kampanye global dan di TV juga anda bisa lihat ada beberapa gadis Asia yang digunakan dalam iklan.”
Namun Markson mengatakan agen iklan Australia masih dikuasai oleh pemilik berkulit putih yang tidak tersambung dengan generasi baru yang terdiri dari wanita-wanita muda. "Wanita muda memahami kebudayaan kita beragam dan mereka ingin melihat hal itu tergam bar dalam iklan fashipn mereka tidak Cuma ingin melihat tampang putih dan rambut pirang.”
Sementara itu pakar pemasaran Etnik, Nandkeolyar mengatakan pengiklan Australia dan perusahan fashion melewatkan ceruk market di Australia terutama di kalangan konsumen muda.
"Yang terjadi saat ini, banyak laki-laki Cina berkencan dengan wanita Australia atau laki-laki India dengan gadis Cina. Dan itu sangat banyak.
Karenanya Nandkeolyar mengatakan Australia 15 tahun tertinggal dari dunia lain dalam hal menggunakan sumber daya manusia dari beragam latar belakang budaya untuk memasarkan produknya.