REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Hubungan antara Mesir dan Amerika Serikat sempat terganggu dengan kudeta militer terhadap presiden pertama yang terpilih secara demokratis, Muhammad Mursi, Juni lalu.
Kini Mesir berupaya mendekatkan diri dengan sahabat lamanya, Rusia.
Kamis lalu delegasi Mesir yang dipimpin Ahmed Abdullah, Gubernur Laut Merah, mulai melakukan beberapa pertemuan dengan pejabat Rusia di Moskow, dilaporkan televisi Alarabiya.
Abdullah melakukan pertemuan dengan Deputi Menteri Luar Negeri Mikhail Bogdanov dan Deputi Urusan Luar Negeri pada Parlemen Rusia, Aleksander Rakhmanovic.
Mohamed Salmawi, kepala federasi penulis dan juru bicara 50 anggota delegasi tersebut mengatakan, kunjungan ke Moskow itu merupakan pengakuan Mesir atas respon 'positif' Rusia selama aksi demontrasi 30 Juli lalu.
"Alasan di balik kunjungan ini menunjukkan rasa penghargaan kami untuk posisi objektif Rusia. Selain itu, kami menemukan bahwa ini merupakan tugas kami untuk selalu memberitahukan Rusia perkembangan terakhir Mesir..karena, Mesir sedang membangun dirinya saat ini.. Mesir sedang mencoba membangun masyarakat yang demokratis," kata Salmawi.
Sementara itu, Raouf Saad, Duta Besar Mesir ke Rusia, mengatakan bahwa tujuan dari kunjungan itu adalah 'memperkuat' kembali hubungan Mesir-Rusia.
"Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk memperkuat hubungan kami dan populasi Rusia. Hubungan yang bersejarah ini membuktikan ada hubungan yang terus berkembang selama 70 tahun," katanya.
Hubungan antara Mesir dan AS memburuk setelah administrasi Presiden Barck Obama memutuskan untuk membekukan pengiriman sebagian besar bantuan senjata dan dana untuk Mesir pada 10 Oktober lalu.