REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pasukan Kurdi Suriah berhasil menguasai satu-satunya perbatasan ke Irak yang dikuasai kelompok militan yang berhubungan dengan Alqaidah, kata para aktivis dan pejabat negara Irak.

Perbatasan itu merupakan satu-satunya jalur pasokan dukungan bagi kelompok militan itu.

Keberhasilan ini terjadi usai para militan membantah berita yang mengatakan bahwa pimpinan Jabhat al-Nusra telah tewas.

Jumat lalu, media pemerintah melaporkan, Abu Mohammed al-Golani telah tewas di wilayah pantai Latakia. Laporan ini tidak dapat dikonfirmasi. Para pemberontak ini mengatakan, tidak ada pertempuran di daerah tersebut.

Organisasi pemerhati Suriah yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, mengatakan pasukan milisia Kurdi telah menguasai Yaaroubiyeh di timur laut Suriah, Sabtu ini, setelah perang selama tiga hari dengan kelompok-kelompok militan itu, termasuk Jabhat al-Nusra dan Islamic State in Iraq and the Levant.

Seorang pejabat intelijen Irak mengkonfirmasi bahwa pejuang Kurdi telah menguasai pos lintas batas tersebut. Baghdad telah menambah pasukan ke area tersebut untuk menghindari kemungkinan adanya dampak kekerasan.

"Ada pertemburan berat menggunakan semua jenis persenjataan," kata pejabat Irak tanpa menyebutkan namanya sesuai dengan peraturan setempat. "Pasukan Irak siap mengusir setiap serangan."

Pasukan kelompok Kurdi menguasai sebagian besar wilayah timur laut Suriah. Orservatory mengatakan mereka berasal dari kelompok Partai Uni Demokratik Kurdi (PYD). Mereka juga menguasai gedung Duty Free dan pabrik semen di area tersebut.

Ikuti Whatsapp Channel Republika