REPUBLIKA.CO.ID, Penduduk di wilayah Abyei dilaporkan berpesta menjelang referendum yang dilakukan secara sepihak untuk menentukan apakah penduduk wilayah itu akan masuk Sudan atau Sudan Selatan.
Para aktivis memperingatkan kemungkinan adanya kekerasan horizontal menjelang referendum.
Luka Biong, juru bicara kelompok masyarakat sipil yang mengorganisasi referendum tersebut, mengatakan, penduduk Ngok Dinka 'bernyanyi dan menari' bersama ketika menunggu referendum pada Ahad besok.
Dia mengatakan penduduk dari kelompok nomad Misseriya yang berpihak kepada Sudan, yang dinilai sebagai pendatang, tidak akan diikutkan dalam referendum tersebut.
Sudan dan Sudan Selatan mengklaim memiliki wilayah kaya minyak Abyei yang berada di perbatasan kedua negara.
Status wilayah ini tidak dapat diselesaikan setelah kemerdekaan Sudan Selatan tahun 2011.
Penduduk mayoritas Abyei, orang Ngok Dinka dipercaya lebih memilih untuk bergabung dengan Sudan Selatan.