Ahad 27 Oct 2013 11:10 WIB

10 Tahun, Amerika Serikat Mata-Matai Merkel

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah / Red: Djibril Muhammad
Kanselir Jerman Angela Merkel
Kanselir Jerman Angela Merkel

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Aksi mata-mata Amerika Serikat terhadap pemimpin negara sahabat kembali terungkap. Pemimpin ini pun tak main-main, karena ia adalah Kanselir Jerman, Angela Merkel Der Spiegel.

Dikutip dari Al Jazeera, melaporkan AS telah memata-matai Kanselir Angela Merkel lebih dari 10 tahun. Berdasarkan dokumen yang dimiliki Der Spiegel, nomor telepon genggam Merkel telah terdaftar di Daftar Koleksi Khusus (SCS) Badan Keamanan Nasional (NSA).

Nomor tersebut tersimpan semenjak 2002 ditandai dengan sebutan GE Kanselir Merkel. Malah nomor tersebut belum dihapus, ketika Presiden Barack Obama melawat ke Jerman, pada Juni lalu.

Berdasarkan dokumen SCS yang dipublikasikan Der Spiegel, agensi menyebut tak memiliki cabang resmi mata-mata di Kedubes AS, di Berlin. Sebab, kemungkinan hal itu akan merusak hubungan AS dengan negara 'lain'.

Dari cabang tak resmi itu, NSA dan Badan Intelijen Pusat (CIA) menyadap aktivitas pemerintah Berlin dengan teknologi tinggi. Tak hanya di Berlin, ternyata cabang spionase tak resmi itu ada 80 lokasi. Termasuk, sebut Der Spiegel, Paris, Madrid, Roma, Praha dan Frankfurt.

Hanya saja, Der Spiegel tak menyebut apa SCS mengoleksi saja atau merekam percakapan itu. Publikasi artikel itu pun membuat publik Jerman meradang. Untuk pertama kalinya, Pemerintah Jerman memanggil Dubes AS intuk menjelaskan laporan itu.

Kepala badan intelijen Jerman akan melakukan perjalanan ke AS pekan depan. Hal ini untuk menuntut jawaban menyusul tuduhan mata-mata.

Berdasarkan laporan itu juga, Presiden Obama meminta maaf kepada Merkel, Rabu kemarin. Ketika itu Merkel menuntut Obama menjelaskan laporan itu.

Sementara Gedung Putih dan Jubir Angela Merkel menolak berkomentar. Jubir Dewan Keamanan Nasional, Caitlin Hayden menyatakan takkan mengomentari rincian diskusi diplomatik.

Rakyat AS Protes

Sementara itu, dikutip dari Reuters, ribuan demonstran berbaris di depan Capitol Hill, AS, Sabtu (26/10). Mereka memprotes program pengawasan pemerintah AS. Mereka menyatakan hal itu melanggar privasi rakyat AS sendiri.

Pengunjuk rasa meminta Kongres mereformasi kerangka hukum. Khususnya undang-undang yang mendukung Badan Keamanan Nasional mengawasi data pribadi.

Mereka datang membawa poster 'Hentikan Spionase', 'Cabut Big Brother' dan 'Terima Kasih, Edward Snowden.'

Kelompok demonstran ini berasal dari Koalisi 'Stop Watching Us' yang berasal dari 100 kelompok LSM dan perusahaan.

Pengunjuk rasa juga menyerahkan petisi online yang ditandatangani 575 ribu orang. Petisi itu mendesak anggota parlemen mengungkap sepenuhnya program mata-mata NSA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement