Senin 28 Oct 2013 07:56 WIB

Protes Perbudakan Saat Bangun Stadion Piala Dunia di Qatar

Red:
Aksi unjuk rasa soal pembangunan stadion Piala Dunia di Qatar
Aksi unjuk rasa soal pembangunan stadion Piala Dunia di Qatar

MELBOURNE -- Para pengunjuk rasa di Melbourne, Australia, menyerukan diakhirinya dugaan penganiayaan terhadap pekerja migran  Asia Selatan di Qatar untuk bangun stadion yang akan digunakan Piala Dunia 2022.

Komunitas Nepal di Melbourne yang paling banyak ikut serta dalam aksi itu. Mereka mengklaim lebih dari dari 70 warga Nepal yang bekerja di Qatar tewas tahun ini akibat buruknya kondisi para pekerja di negara Teluk dan kaya minyak itu.  Diperkirakan sekitar 400 ribu warga Nepal mencari penghidupan di Qatar dan terlibat dalam proyek pembangunan stadion dan infrastrukur penunjang perhelatan Piala Dunia 2022.

Mereka juga menuding kalau pekerja migran dipaksa bekerja dalam kondisi kepanasan tanpa akses air minum, gaji yang tertunda berbulan-bulan dan paspornya disita untuk mencegah para pekerja meninggalkan negara itu.  “Ini menunjukan perbudakan ada di dunia dan kita harus mengatakan tidak bisa menerimanya,” tuding Raju Sakya, salah seorang insiator demonstran.

Dia menyerukan kepada pemerintah Nepal, FIFA dan komunitas internasional menyampaikan isu ini kepada  otoritas Qatar.  Sebelumnya, LSM internasional Human Rights Watch yang bermarkas di AS awal tahun ini juga menyerukan hal serupa yang dihadapi oleh para pekerja dari Nepal, India, Pakistan dan negara Asia Selatan lainnya yang bekerja di Qatar.

Mereka mengingatkan kalau perhelatan besar Piala Dunia 2022 menjadikan "wadah eksploitasi dan kesengsaraan" bagi pekerja migran.

Protes ini juga dihadiri oleh presiden Australian Council of Trade Unions, Ged Kearney. Ia mengungkapkan tim sepak bola Australia yang berjuluk ‘the Socceroos’ bisa ikut memberikan dukungan dengan menekan pemerintah Qatar. “Kami ingin mereka mengatakan ‘tidak,’ kami tidak akan main di stadion yang dibangun oleh perbudakan. Kami tidak akan pergi sampai orang orang mempunyai harga diri yang membangun stadion,” tukas Kearney.

Aksi di Melbourne tersebut mengikuti demonstrasi serupa di Amerika Serikat, Inggris dan Sydney.

Para aktivis berencana untuk menggelar kampanye dengan reli di ibukota Nepal Kathmandu pada 1 November mendatang.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement