Senin 28 Oct 2013 00:46 WIB

'Musim Semi Arab Tidak Bawa Dampak Positif Ekonomi'

 Sejumlah pria bermain salju setelah badai salju menerpa kota Amman,Yordania, Rabu (9/1).  (Reuters/Muhammad Hamed)
Sejumlah pria bermain salju setelah badai salju menerpa kota Amman,Yordania, Rabu (9/1). (Reuters/Muhammad Hamed)

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Revolusi yang terjadi di beberapa negara Arab atau yang dikenal dengan Musim Semi Arab, dinilai tidak membawa dampak ekonomi.

Seorang ekonom Yordania menuliskan dalam bukunya, Musim Semi Arab tidak menciptakan kebebasan ekonomi karena sistem rentenir masih terdapat di negara-negara yang mengalami revolusi.

Dalam bukunya, “Did the Arab Spring Benefit Economic Freedom in Jordan?” Yusuf Mansur menuliskan, akibat wabah revolusi ini ranking Yordania di bidang ekonomi, dan kebebasan malah terus menurun.

Dia mengartikan, yang dia maksud dengan kebebasan ekonomi adalah efisiensi pemerintahan, penghormatan pada hak memiliki, dan kebebasan melakukan transaksi sebagai individual.

Jawad Anani, President of the Economic and Social Council, Yordania, mengatakan dampak Musim Semi Arab tidak terasa langsung di Yordania karena negara ini mempunyai populasi yang sedikit.

"Satu hal yang jelas, Musim Semi Arab telah menunjukkan bahwa kita membutuhkan paradigma ekonomi yang baru," katanya.

Dia menambahkan, ekonomi itu harus proaktif dan memberikan pasar dan pelaku usaha non pemerintah kebebasan bergerak.

"Untuk membangun ekonomi dan politik kita di masa depan, kita membutuhkan keterlibatan kaum muda secara sistematis," katanya.

Musim Semi Arab di Yordania tidak separah yang terjadi di negara tetangganya di Suriah. Beberapa demonstrasi terjadi dan membuat Raja Yordania, Abdullah, beberapa kali mengganti kabinet dan eksekutif.

sumber : The Jordan Times
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement