REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Juru bicara kementerian perminyakan Irak, Assem Jihad mengatakan ekspor minyak negaranya mencapai titik terendah dalam 19 bulan terakhir. Itu karena menurunnya pemeliharaan dan perbaikan proyek di pelabuhan.
Irak mengekspor 62,1 juta barel minyak pada September lalu atau sekitar 2,07 juta barel per hari. Jihad mengatakan jumlah itu merupakan rata-rata harian terendah sejak Februari 2012.
Negara menerima pendapatan ekspor 6,511 miliar dolar AS, terendah dalam data bulanan sepanjang satu tahun. Penjualan minyak mentah, yang mencakup sebagian besar pendapatan pemerintah Irak, rata-rata mencapai 2,579 juta barel per hari pada Agustus lalu. Pendapatannya mencapai 8,3 miliar dolar AS.
Jihad mengatakan, penurunan penjualan pada September terjadi karena kegiatan pemeliharaan periodik untuk pelabuhan dan proyek penambahan fasilitas penyimpanan minyak terapung serta pelabuhan ekspor. Pendapatan Irak sangat bergantung pada ekspor minyak.
Dalam laporan Al-Arabiya, Senin (28/10), Pemerintah Irak berusaha menaikan penjualan untuk mendanai proyek infrastruktur yang telah hancur akibat perang.