REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wacana agar mendorong bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi ASEAN kembali mengemuka. Kali ini diutarakan Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan yang tampil sebagai Keynote Speaker dalam seminar sehari Prisma Resource Center, bertajuk 'Ekonomi Politik Bahasa Indonesia, Identitas Bangsa: Bangga Berbahasa Indonesia' yang berlangsung di Auditorium Adhiyana, Wisma Antara, Jakarta, Senin, (28/10).
Seminar dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda ini menghadirkan pembicara, Rocky Gerung (FIB-UI), Ignas kleden (KID), Daniel Dhakidae (Prisma), Akhmad Kusaeni (Pemred LKBN ANTARA) dan Asro Kamal Rokan (wartawan senior).
''Sudah saatnya bahasa Indonesia dijadikan bahasa pemersatu ASEAN dan saya juga akan usulkan bahasa Indonesia menjadi salah satu bahasa resmi PBB,'' ujar Gita yang menekankan bahwa bahasa Indonesia telah memainkan peran strategis sebagai jendela untuk melihat dan memahami perkembangan umat manusia dan peradaban dunia.
''Hal yang juga ikut membanggakan kita sebagai warga Indonesia adalah tumbuh dan berkembangnya kajian-kajian bahasa Indonesia di berbagai perguruan tinggi di sejumlah negara sahabat,'' terang Gita.
Dijelaskan Gita, salah satu daya tarik bahasa Indonesia bagi kebanyakan pemerhati atau ilmuwan asing adalah kemampuannya yang luar biasa untuk menyatukan lebih dari 300 etnis yang memiliki bahasa masing-masing dan tersebar di lebih dari 17.000 pulau.
''Sepertinya, tidak ada negeri lain di dunia ini yang memiliki kemajemukan sosial budaya dan geografis sebagaimana negeri kita,'' jelasnya yang menambahkan sulit dibayangkan, apa yang akan terjadi di hamparan ribuan pulau ini tanpa kehadiran bahasa Indonesia.
Diungkapkan Gita, di Vietnam, bahasa Indonesia sejajar dengan bahasa Inggris, Prancis, dan Jepang sebagai bahasa kedua yang diprioritaskan. Vietnam merupakan anggota ASEAN pertama yang menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kedua di negaranya.
Sedangkan di Malaysia, Singapura, Brunai dan Timor-Timor, penggunaan bahasa Indonesia sudah menjadi bahasa sehari-hari. ''Jadi mau apa lagi, bahasa Indonesia sudah teruji sebagai alat pemersatu. Pokoknya, di setiap kesempatan saya akan mendorong penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi utama ASEAN,'' kata Gita.