REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kelompok bersenjata pada Senin menembak mati tiga polisi di Mesir, negara akhir-akhir ini sering mengalami serangan atas pasukan keamanannya, terkait dengan upaya pemberantasan kelompok gerilyawan, kata petugas.
Pembunuh itu melepaskan tembakan kepada polisi di dekat universitas Mansura di wilayah delta sungai Nil, kemudian melarikan diri, kata sumber.
Sejak tentara menggulingkan presiden terpilih dalam pemilu bebas yang pertama, seorang tokoh Islam, Mohamed Moursi, hampir setiap hari terjadi serangan yang ditujukan terhadap pasukan keamanan khususnya di semenanjung Sinai.
Pemerintah sementara yang dibentuk oleh tentara menuduh kelompok pro-Moursi berada di balik penyerangan-penyerangan itu.
Kelompok jihad yang mengaku bertanggung jawab atas sejumlah serangan mengecam kudeta militer dan mendesak pihak berwenang untuk mengembalikan kekuasan pada Moursi.
Sejak 14 Agustus, ketika polisi dan tentara membubarkan unjukrasa pro-Moursi dan menyebabkan ratusan orang terbunuh, kini diperkirakan sudah lebih dari seribu orang yang meninggal.
Lebih dari 2000 anggota kelompok pendukung presiden terguling itu juga ditahan sejak Agustus termasuk Moursi dan para pucuk pimpinan dan akan diadili atas tuduhan menghasut pembunuhan terhadap pengunjukrasa.