Senin 28 Oct 2013 17:37 WIB

NSA Lacak 60 Juta Pembicaraan di Spanyol?

Mata-mata dan penyadapan arus data dan komunikasi (ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA.CO.ID
Mata-mata dan penyadapan arus data dan komunikasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Lembaga mata-mata Amerika Serikat Badan Keamanan Negara (NSA) melacak 60,5 juta pembicaraan telepon di Spanyol hanya dalam waktu satu bulan, kata harian "El Mundo" pada Senin (28

NSA melacak asal dan tujuan penggilan telepon serta rentang waktu pembicaraan, kata "blogger" asal Amerika Serikat Glenn Greenwald di harian "El Mundo". Greenwald, yang menulis artikel tersebut bersama seorang temannya, mengatakan bahwa ia mempunyai akses terhadap dokumen rahasia, yang dibocorkan mantan kontraktor intelejen Amerika Serikat Edward Snowden.

Berita tersebut muncul beberapa jam sebelum dilakukannya pertemuan antara pejabat kementerian luar negeri Spanyol dengan Duta Besar Amerika Serikat James Costos. Laporan pengintaian Amerika Serikat di Spanyol tersebut menambah rentetan skandal lain terkait tindakan spionase NSA terhadap warga biasa dan pemimpin negara-negara dunia, termasuk di antaranya Kanselir Jerman Angela Merkel.
 
Pembicaraan telephon Merkel dikabarkan telah disadap oleh NSA sejak tahun 2002.,Berita yang dipublikasikan oleh El Mundo menunjukkan volume harian pembicaraan telephon yang dilacak dalam 30 hari sampai 8 Januari 2013.
 
Pelacakan tertinggi terjadi pada 11 Desember 2012 saat NSA mengintai lebih dari 3,5 juta penggilan telephon yang terjadi di Spanyol.mNSA melacak asal, tujuan, dan durasi panggilan telephon namun tidak merekam isi pembicaraannya. Tindakan NSA tersebut merupakan pelanggaran hukum di Spanyol tanpa surat perintah yang sah.
 
Perdana Menteri Spanyol Nariano Rajoy mengatakan pada pekan lalu bahwa dia tidak mempunyai bukti bahwa negaranya dimata-matai. Namun Rajoy memanggil duta besar Amerika Serikat untuk meminta penjelasan.
 
Dalam pertemuan puncak pada pekan lalu, 28 pemimpin negara anggota Uni Eropa menyepakati bahwa mereka menghargai hubungan dengan Amerika Serikat namun menegaskan bahwa hubungan tersebut harus didasari pada prinsip saling percaya terutama dalam persoalan intelijen.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement