Selasa 29 Oct 2013 06:28 WIB

Chikungunya Mulai Menyebar ke Australia

Red:
Nyamuk penular virus Chikungunya
Nyamuk penular virus Chikungunya

CANBERRA -- Para peneliti khawatir virus Chikungunya yang dibawa oleh nyamuk dan sudah menginfeksi puluhan ribu orang di Papua Nugini bisa menyebar ke Australia.

112 warga Australia menjadi korban virus  Chikungunya saat berlibur ke Asia sepanjang tahun ini berbarengan dengan wabah yang berlangsung di Papua Nugini. Dalam satu dekade sampai 2012 lalu, hanya ada 168 kasus yang dilaporkan.

Pakar epidemologi dari Australian National University, David Harley, mengungkapkan kalau banyak para pelancong dari Indonesia, India dan Malaysia yang mungkin tertular. Namun pada pada 2012 dan 2013 terdapat penyebaran Chikungunya di Papua Nugini dan tergantung pada pola aktifitas orang orang, seperti perjalanan kerja di sana. “Jadi menurut saya, kita perlu melihat perpindahannya, khususnya di Quennsland Utara di masa mendatang,” ungkap Harley.

Kendati demikian Pemerintah Negara Bagian Queensland waspada karena jenis nyamuk yang menularkan virus seperti ‘Aedes Aegypti’ ada di Queensland.

Queensland juga waspada terhadap jenis nyamuk lainnya yakni ‘Aedes albopictus,’ yang lebih dikenal sebagai nyamuk macan Asia.

Pada Juni tahun lalu, virus itu terdeteksi untuk pertama kalinya di barat laut Papua Nugini dengan sekitar 1600 kasus.

Epidmolog dari WHO Boris Pavlin menyampaikan kalau virus menyebar dengan cepat ke 11 propinsi lainnya dan menginfeksi ribuan orang di Papua Nugini.

Sejauh ini memang virus Chikungnya diketahui mampir ke Australia baru lewat para pelancong dari luar negeri.

Chikungunya pertama kali ditemukan di Tanzania pada 1952 dan gejalanya mirip dengan DBD uang menyebabkan nyeri sendi, ruam dan demam.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement