REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Usai mendukung Jenderal Abdel Fattah el-Sisi menggulingkan Presiden pertama terpilih secara demokratis di Mesir, Muhammad Mursi, ElBaradei kemudian mengundurkan diri dari jabatan sementara sebagai Wakil Presiden.
Pengunduran diri terjadi akibat protes atas tindakan militer kepada demonstrasi damai anti kudeta setelah penggulingan.
Kini, Elbaradei semakin terpuruk, dilaporkan akan diadili di pengadilan, lalu gelombang penggembosan terjadi pada partainya, Partai Konstitusi.
Ahram Online melaporkan, sejumlah tokoh penting dari partai yang didirikan tahun 2012 ini, mengundurkan diri secara massal.
Mereka yang mengundurkan diri termasuk dewan pendiri George Ishaq, Shady Osama El-Ghazaly Harb, Nasser Abdel-Hamid, dan Ahmed El-Boraei yang saat ini menjabat sebagai Menteri Solidaritas Sosial.
Ada juga Kamal Abbass aktivis Israa Abdel-Fattah, Kepala Komite Ekonomi Hany Saryeddin, Mantan bakal calon presiden Bothaina Kamel, Tarek El-Ghazaly Harb, Ahmed Eid dan Mohamed Anis.
Tidak diketahui secara pasti alasan pengunduran diri.
Kamal Abbas mengatakan, dia lebih suka tidak berkomentar agar tidak menjadi perdebatan publik.
Usai mengundurkan diri ElBaradei, kalangan muda partai ini mulai melakukan aksi demonstrasi internal menyerang berbagai kebijakan partai.
Perebutan jabatan partaipun semakin keras dan ditandai dengan pengunduran diri Hossam Eissa, Menteri Pendidikan Tinggi.
Menurut beberapa aktivis itu, sejak dari awal potensi masalah sudah ada dan semakin sengit setelah ada 'infiltrasi'.
"Banyak kesalahan dilakukan saat mendirikan partai dan terus berkembang setelah itu.. visi partai dan organisasi sudah hilang.. dan para penghasut dan penyulut perpecahan sudah menyusup ke dalam," kata Sayed Kassem membacakan surat pernyataan bersama kepada media, Ahad lalu.
Ibarat kapal sudah lapuk, Partai Konstitusi sudah semakin kerdil. Partai pendukung kudeta ini akan tertinggal kereta, karena secara perlahan Mesir mulai aman. Pemilihan Umum direncanakan dalam waktu dekat.
Sementara itu, calon paling kuat dan populer menjadi presiden adalah Jenderal Abdel Fattah el-Sisi.