REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Utusan khusus PBB-Liga Arab, Lakhdar Brahimi, yang tiba di Damaskus pada Senin (28/10) waktu setempat percaya bahwa Presiden Bashar Al Assad bisa berkontribusi untuk transisi di Suriah yang 'baru'. Namun, kontribusi Assad bukan sebagai pemimpin negara itu.
Brahimi, yang berada di Suriah --negara terakhir dalam tur kawasannya kali ini untuk menggalang dukungan bagi perundingan damai, berbicara tentang Bashar dalam sebuah wawancara di Paris dengan laman Jeune Afrique yang dipublikasikan Senin.
"Banyak orang di sekitar (Bashar) percaya pencalonannya (dalam pemilihan umum presiden pada tahun 2014) adalah sebuah fakta. Ia menganggap hal ini sebagai hak mutlak. Di atas semuanya, ia berpikir untuk menyelesaikan mandatnya," kata diplomat veteran Aljazair itu.
Namun, Brahimi mengatakan bahwa sejarah mengajarkan bahwa tidak ada jalan kembali setelah terjadi krisis seperti apa yang melanda Suriah saat ini. Karena itu, katanya, Presiden Assad bisa berkontribusi pada proses transisi Suriah sebagaimana ayahnya (almarhum presiden Hafez Al Assad).
Brahimi mengatakan kesepakatan AS-Rusia untuk memusnahkan senjata kimia Suriah telah mengubah Bashar dari 'pariah' (kelas terburuk) menjadi 'mitra'. Assad meyakinkan para pendukungnya akan kemampuannya untuk menang.