REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Gubernur Bank Sentral India menaikan suku bunga acuan dalam dua bulan berturut-turut sebesar 25 basis poin menjadi 7,75 persen. Kenaikan itu untuk menghadapi inflasi.
Kenaikan itu berlaku hanya untuk suku bunga repo, suku bunga yang diaplikasikan untuk pinjaman bank setral kepada bank komersial. Inflasi India mencapai tingkat 6,46 persen pada September, tertinggi dalam tujuh bulan tahun ini.
"Kebijakan dan langkah...dimaksudkan untuk menghadapi meningkatnya tekanan inflasi dan mengelola ekspektasi inflasi dalam situasi pertumbuhan yang lemah," ujar Gubernur Bank Sentral India, Raghuram Rajan dikutip BBC, Selasa (29/10).
Pengumuman itu menaikan indeks saham India 0,20 persen menjadi 20.611,27 poin. Ekonomi India menghadapi tantangan dalam beberapa bulan terakhir. Pelambatan di sejumlah sektor utama seperti pertambangan dan manufaktur telah menahan laju pertumbuhan ekonomi.
Pada saat yang sama, investor asing menarik dananya dari negara karena kegagalan pemerintah untuk melakukan reformasi, serta membaiknya kondisi ekonomi AS.